Kampus Poltekom Malang Diselimuti Spanduk Protes
Dosen tidak dibayarkan gajinya selama 3 tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Kampus Politeknik Kota Malang (Poltekom) di Jalan Raya Tlogowaru Nomor 3, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang menjadi perbincangan. Pasalnya kampus ini dipenuhi spanduk bernada protes akibat fasilitas kampus yang memprihatinkan.
Tidak hanya itu, mahasiswa yang berkuliah juga tidak mendapatkan pembelajaran yang layak. Hal ini dikarenakan dosen-dosen yang bekerja di sana ternyata tidak mendapatkan gaji yang layak.
Terpantau beberapa spanduk tersebut bertuliskan 'Katanya Kota Pendidikan, Tapi Kampus Kami Hancur Kok Dibiarkan?' ada juga spanduk 'Hak Dosen Aja Gak Terpenuhi Apalagi Hak Mahasiswa,' hingga 'Terlalu Sibuk Berpolitik, Sampai Lupa Ngurusi Politeknik #Save Poltekom.'
Baca Juga: Sidang Putusan 8 Arek Malang, Ratusan Orang Berdemo di PN Kota Malang
1. Mahasiswa Poltekom membeberkan jika hampir setahun tidak ada perkuliahan, tapi mahasiswa tetap wajib bayar UKT
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Poltekom bernama Mahbub Ubaidillah menceritakan jika kondisi bangunan di kampusnya sudah tidak layak digunakan. Gedung-gedung perkuliahan terbengkalai karena sudah setahun tidak ada perkuliahan. Sehingga beberapa fasilitas seperti lantai, plafon, hingga kanopi jebol.
Ia menceritakan jika kegiatan belajar mengajar sudah terhenti sejak Desember 2022, dan hingga saat ini tidak lagi ada perkuliahan. Diketahui jika jumlah total mahasiswa di Poltekom saat ini tidak sampai 60 orang. Padahal di Poltekom sendiri terdapat 4 program studi yaitu Teknik Mekatronika, Teknik Informatika, Teknik Telekomunikasi, dan Destinasi Wisata.
"Saya bahkan kaget saat masuk ke sini pada 2021, jumlah mahasiswa di angkatan saya hanya 10 orang. Padahal awalnya saya berpikir kalau jumlah mahasiswanya ada ratusan orang," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (22/11/2023).
Meskipun kondisi kampus tidak stabil, Ubaidillah mengatakan jika pihak kampus tetap melakukan penerimaan mahasiswa baru. Ia mengetahui jika sebanyak 6 mahasiswa diterima pada tahun 2023. Tidak hanya itu, seluruh mahasiswa juga masih diwajibkan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp3 juta sampai Rp7 juta, padahal tidak ada perkuliahan sama sekali.
"Hak-hak kami sebagai mahasiswa tidak terpenuhi, karena banyak mata kuliah kami kosong. Saya tanya kampus ini niat atau tidak, karena jadwal perkuliahan tidak ada, kegiatan-kegiatan juga tidak ada sama sekali," bebernya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.