Profil Sri Mulyani, Srikandi Ekonomi yang Tiga Kali Jabat Menkeu

Sri Mulyani akan tampil pada pembukaan IMGS 2023

Surabaya, IDN Times - Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu perempuan yang mengisi kabinet Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Tak cuma sekali, ia dipercaya oleh Jokowi menjabat sebagai Menteri Keuangan selama dua periode. Bukan tanpa alasan Jokowi kepincut pada kemahiran Sri Mulyani, latar belakang pendidikan dan karirnya cukup mentereng. Ini dia profil dari Sri Mulyani yang akan tampil pada acara pembukaan  Indonesia Millennials and Gen Z Summit (IMGS) 2023 by IDN Times. 

1. Lahir hingga SMP di Lampung, Sri Mulyani pindah ke Semarang saat SMA

Profil Sri Mulyani, Srikandi Ekonomi yang Tiga Kali Jabat MenkeuPemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis saat berbincang dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Program Suara Millennial pada Kamis (13/1/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sri Mulyani Indrawati lahir di Bandar Lampung pada 26 Agustus 1962 dari pasangan guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Keduanya adalah pengajar sekaligus bagian dari pendiri kampus yang dulu bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang tersebut.

Sri Mulyani sendiri merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Sri Mulyani kecil menempuh pendidikan dasarnya SD Xaverius, Pringsewu Lampung. Tak seperti karirnya saat ini, ia justru mengaku tak pernah mendapat juara kelas di sana. Sri Mulyani lalu melanjutkan pendidikannya ke SMPN 2 Bandar Lampung pada tahun 1975.

Setelah merampungkan tiga tahun studinya di SMP, Sri Mulyani pindah ke Semarang dan bersekolah di SMAN 3 Semarang. Di sinilah ia kemudian bertemu dengan sahabat karib, sekaligus Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Meski satu angkatan, keduanya ternyata berbeda jurusan. Sri Mulyani mengambil jurusan IPA, sementara Retno adalah anak Bahasa. Di sekolah ini pula Sri Mulyani mulai aktif berorganisasi. Ia bahkan pernah menjabat sebagai Ketua OSIS. 

2. Sri Mulyani kuliah di FE UI, karirnya di bidang ekonomi terus melesat usai lulus, bahkan ditunjuk sebagai penasihat Presiden Gus Dur

Profil Sri Mulyani, Srikandi Ekonomi yang Tiga Kali Jabat MenkeuMenteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini (IDN Times/Ilman)

Dari Semarang, Sri Mulyani melanjutkan kuliah ke Jakarta, tepatnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1981. Di sana, keahliannya di bidang ekonomi benar-benar terasah. Sri Mulyani bahkan pernah mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi saat lulus. Usai lulus, Sri Mulyani sempat menjadi asisten pengajar di kampus tercintanya. 

Dua tahun setelah lulus, Sri Mulyani kemudian meneruskan jenjang kuliah S2-nya di Amerika Serikat, tepatnya di University of lllinois Urbana Champaign. Ia pun mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics pada tahun 1990. Dari kampus yang sama, Sri Mulyani juga mendapatkan gelar doktoralnya pada tahun 1992.

Sepulangnya dari Amerika, Sri Mulyani memulai karirnya sebagai profesional di beberapa lembaga keuangan. Pada tahun 1994, ia menjadi staf ahli di Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS. Setahun berselang ia ditunjuk menjadi anggota kelompok kerja General Agreement on Trade in Services (GATS) Departemen Keuangan. Di saat bersamaan dia juga aktif mengajar di S1, S2 dan S3 FE UI. 

Pada tahun 1998, ia didapuk sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI). Di lembaga inilah namanya mulai melambung menjadi pengamat ekonomi. Media massa kala itu kerap menjadikannya narasumber utama dalam pemberitaan ekonomi. 

Kemahirannya dalam bidang ekonomi pun membuat Presiden Abdurahman Wahid menunjuknya sebagai salah satu penasihat pemerintah. Bersama pakar ekonomi top lainnya ia masuk dalam Dewan Ekonomi Nasional (DEN).

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Keuangan Sehat Jadi Kunci Layanan Kesehatan Hebat

3. Punya karir moncer di Amerika, Sri Mulyani memilih kembali ke Indonesia

Profil Sri Mulyani, Srikandi Ekonomi yang Tiga Kali Jabat MenkeuIDN Times/Hana Adi Perdana

Setelah Gus Dur lengser pada tahun 2001, Sri Mulyani kembali hijrah ke Amerika. Di sana dia mendapat beberapa jabatan penting di lembaga keuangan dunia, seperti konsultan di USAid dan Executive Director di International Monetary Fund (IMF). 

Negara kembali memanggilnya pulang saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat. Mulanya, ia ditunjuk sebagai Kepala Bappenas pada tahun 2004 sebelum setahun setelahnya digeser menjadi Menteri Keuangan. Kepercayaan SBY dijawab penuh dengan berbagai prestasi. Sri Mulyani pernah diganjar sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.

Empat tahun menjabat, Sri Mulyani mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan karena terpilih sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ini adalah salah satu puncak karir Sri Mulyani. Maklum, selain orang pertama Asia, ia adalah wanita pertama yang menduduki jabatan itu. 

Enam tahun melanglang buana di Bank Dunia, Sri Mulyani lagi-lagi dipanggil pulang untuk mengisi salah satu pos penting di kabinet. Kali ini Jokowilah yang meyakinkannya untuk kembali menduduki kursi Menteri Keuangan. Sejak tahun 2016, ia diminta menggantikan Bambang Brodjonegoro.

Sederet penghargaan pun ia torehkan. Misalnya, pada 2018 ia dinobatkan sebagai "Best Minister in the World" pada World Government Summit di Dubai. Masih pada tahun yang sama, Global Markets juga memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific". Prestasi itulah yang membuat Jokowi kembali menunjuknya sebagai Menteri Keuangan di masa jabatannya yang kedua, tahun 2019-2024.

 

 

IMGS 2023 by IDN Times  adalah yang ke-4 kalinya diadakan. Ini adalah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Millennials and Gen Z, di tanah air. Tahun ini temanya "Purposeful Progress". IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh dari seluruh nusantara.

IMGS 2023 digelar selama tiga hari (24-26 November), dihadiri lebih dari 7000 peserta millennials and gen Z, melibatkan pemimpin dari berbagai latar belakang, termasuk industri, dengan tiga pilar: conference, festival, community. 

Baca Juga: Pesan Sri Mulyani untuk Menteri Keuangan Selanjutnya: Kerja Baik-Baik 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya