TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wisata Banyuwangi Ramai, IDI Ingatkan Gelombang Ketiga COVID-19

Animo masyarakat untuk vaksin masih rendah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestandani mengunjungi destinasi wisata di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Sabtu (18/9/2021). (Dok. Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi, IDN Times - Destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi sudah dibuka, sejak kasus COVID-19 masuk ke level 2 pada 10 September 2021. Kabar tersebut membuat sejumlah destinasi wisata ramai pengunjung. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi memperingatkan potensi gelombang ketiga kasus COVID-19.

Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi mencatat, pada Minggu pertama sejak destinasi dibuka, kunjungan mencapai 6 ribu, dan meningkat menjadi 16 ribu pada pekan kedua dan 22 ribu untuk pekan ketiga. Total terdapat 45 ribu kunjungan di 35 destinasi wisata yang dibuka dengan protokol kesehatan.

"Potensi gelombang ketiga akan tetap ada, dan susah dihindari. Kombinasi mobilitas penduduk, vaksinasi yang belum kuat, dan pelonggaran. Kemungkinan masih ada varian delta di Banyuwangi," ujar Ketua IDI Banyuwangi, dr Yos Hermawan, Kamis sore (7/10/2021).

Baca Juga: Demi Fantasi Seksual, Pria Banyuwangi Curi Lingerie dan BH

1. Penerapan dan pengawasan protokol di tempat wisata

ilustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Dokter Yos menyebut, sejumlah kerawanan meledaknya kasus COVID-19 terjadi bila sejumlah peraturan yang ditetapkan pemerintah tidak sesuai dengan praktik di lapangan.

Menurutnya aturan pemerintah melalui surat edaran terkait level 2 sudah bagus, untuk pencegahan penularan saat pariwisata dibuka. Namun, apakah penerapannya sudah sesuai aturan, dan menjamin tidak buka masker.

"Potensi itu tetap ada, Satgas sudah bikin surat edaran, terakhir terkait kondisi aktivitas publik level 2. Wisata buka, dengan kapasitas dibatasi. SE sudah bagus, tapi implementasi yang penting. Apakah pelaku wisata sudah benar-benar menerapkan protokol, apakah tidak ada makan makan bersama, dan buka masker. Ini kan potensi," ujarnya.

"Jadi yang salah bukan tempat wisatanya, tapi implementasi protokol kesehatan di tempat itu," katanya.

2. Animo vaksinasi di Banyuwangi masih rendah

ilustrasi vaksin Sinovac

IDI Banyuwangi juga menyoroti masih rendahnya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Saat ini, capaian vaksinasi di Banyuwangi masih mencapai 55 persen, dari target 70 persen untuk mengejar herd imunity.

"Karena capaian vaksin belum sampai 55 persen, maka masih butuh banyak usaha. Kita masih punya banyak PR. Butuh pola yang masif dan terstruktur. Saya sendiri yang di faskes melihat antusias masyarakat untuk vaksin belum optimal," jelasnya.

Baca Juga: Cerita Praktisi Yoga Banyuwangi, Banyak Bantu Orang Depresi

Berita Terkini Lainnya