TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PTM 100 Persen Hari Pertama di Surabaya, Eri dan DPRD Pastikan Lancar

Evaluasi dan monitoring terus dilakukan

Situasi PTM 100 persen hari pertama di Kota Surabaya, Senin (10/1/2022). (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya memantau langsung Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen bagi PAUD, TK, SD dan SMP di Kota Surabaya yang dimulai pada Senin (10/1/2022). Berdasarkan tinjauan hari pertama, PTM 100 persen yang dilaksanakan dalam dua shift ini telah berlangsung lancar dan sesuai protokol kesehatan.

"Alhamdulillah pada pagi hari ini kita melihat semua kesiapan sekolah. Ini dihadiri dengan para Pimpinan DPRD Kota Surabaya dan Komisi D DPRD Kota Surabaya, ada Ketua PGRI,” ujar Eri.

1. Rombongan Pemkot dan DPRD Surabaya tinjau PTM 100 persen

Situasi PTM 100 persen hari pertama di Kota Surabaya, Senin (10/1/2022). (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Rombongan Pemkot dan DPRD Surabaya itu mengunjungi beberapa sekolah antara lain SMP Negeri 19, SD Muhammadiyah 4, SMP Muhammadiyah 5, SMP Santa Maria, dan SD Negeri Kaliasin 1. Sekolah-sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran 2 shift sehingga 100 persen siswa dapat PTM namun tidak menimbulkan kerumunan di sekolah.

Dari hasil pantauannya di lokasi pertama, pihak sekolah sudah menyediakan sarana prasarana yang menunjang protokol kesehatan seperti  tempat cuci tangan, alat pengukur suhu hingga barcode PeduliLindungi.

"Yang kedua, ketika masuk di sekolah, ada jaraknya antar bangku, minimal 1 meter atau 100 cm. Karena ada jarak 1 cm, tidak cukup 100 persen. Makanya kita buat dua shift, tapi tetap 100 persen, hanya saja tidak dalam satu waktu. Jadi yang pertama jam 6.30-10.00 WIB, kedua jam 10.00-13.00 WIB,” tutur Eri.

2. Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari kerumunan

Situasi PTM 100 persen hari pertama di Kota Surabaya, Senin (10/1/2022). (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Tak hanya pembagian shift, dalam PTM 100 persen ini, tidak ada waktu istirahat bagi para siswa. Kantin hingga perpustakaan sementara waktu ditutup. Seluruh aktivitas dilakukan di dalam kelas. Langkah ini bertujuan untuk menghindari adanya kerumunan siswa di luar kelas.

“Ini bentuk dari ikhtiar kita. Karena bagaimanapun pendidikan kalau lewat hybrid terus karakter jiwa yang hebat juga akan hilang, kalau online terus anak jadinya individualis. Sehingga pemkot dan DPRD meyakinkan kita berani lakukan (PTM) dan kita coba,” ungkap Eri.

Baca Juga: Mulai Pembelajaran Tatap Muka, Surabaya Evaluasi Prosesnya Berkala  

Berita Terkini Lainnya