TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Divaksinasi, Penyintas COVID-19 Tak Perlu Resah

Antibodi mereka sudah terbentuk

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak, Depertemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Dominicus Husada mengatakan kalau mantan penyintas COVID-19 tidak perlu divaksinasi. Sebab mereka telah memiliki antibodi tersendiri.

1. Dianggap miliki antibodi tak perlu divaksinasi COVID-19

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Tak hanya antibodi saja, kata Dominicus, jumlah vaksin yang terbatas juga menjadi pertimbangan untuk menyuntik para mantan penyintas COVID-19. Maka siapa saja yang pernah terjangkit virus SARS CoV-2, tidak termasuk dalam sasaran vaksinasi.

“Karena dianggap sudah memiliki antibodi jadi tidak perlu. Untuk apa dibangkitkan, antibodinya kan sudah ada,” ujarnya, Selasa (19/1/2021).

2. Kalaupun terlanjur divaksinasi, tidak masalah

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Dominicus melanjutkan, sebenarnya mantan penyintas COVID-19 tidak masalah apabila divaksin. Menurutnya aman-aman saja dan tidak berbahaya. Malahan dapat dapat menambah tinggi antibodinya.

“Tidak perlu cemas jika ternyata pernah terinfeksi COVID-19 dan terlanjur divaksin. Itu baik-baik saja, tidak perlu takut. Malah bisa jadi tambah bagus, karena menjadi seperti booster,” kata Dosen FK Unair itu.

Baca Juga: WHO Tidak Rekomendasikan Bukti Vaksinasi Jadi Syarat Perjalanan

3. Sistem imun tubuh sudah dapat mengendalikannya

Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Pada dasarnya sistem imun tubuh akan aktif saat pertama kali terpapar COVID-19. Dalam sistem tersebut terdapat salah satu komponen yang bertugas mengingat. Jika suatu saat virus yang sama datang kembali, bagian ingatan akan membangkitkan sistem imun dalam waktu singkat.

Sementara untuk orang yang pernah terjangkit COVID-19, bagian ingatan itu sudah aktif. Sehingga ketika virusnya menyerang kembali, bagian ingatan tersebut segera ingat dan siaga.

“Divaksin, dalam tanda kutip, artinya sama dengan sakit lagi. Jadi kalau dia sudah pernah kena, tapi tidak ketahuan, sebenarnya bagian ingatannya dia sudah aktif. Begitu divaksin, hasilnya jauh lebih tinggi, jadi tidak dirugikan,” jelasnya.

Baca Juga: Profil Siti Nadia Tarmizi, Jubir Pemerintah untuk Vaksinasi COVID-19

Berita Terkini Lainnya