TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Risma: Ada 16 Klaster Penularan COVID-19 di Surabaya

Beda data terus nih sama pemprov

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menelepon pasien COVID-19. Dok Humas Pemkot Surabaya

Surabaya, IDN Times - Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur (Jatim) menilai, dua pekerja pabrik rokok PT HM Sampoerna di Rungkut Surabaya yang meninggal dunia menyebabkan klaster baru COVID-19. Tapi, hal itu ditampik oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

1. Pabrik rokok Sampoerna disebut bukan klaster baru

Ilustrasi virus corona. pixabay.com/blendertimer

Menurut Risma, temuan kasus positif COVID-19 Jatim di pabrik rokok itu bukanlah klaster baru penularan. Sebab, dua pekerja Sampoerna yang terinfeksi ini bermula dari kasus lain yang sudah merupakan klaster.

"Ada klaster luar negeri, ada klaster Jakarta, ada klaster di masjid apa ya, ini kami telusuri terus. Ada contohnya Sampoerna, itu bukan klaster baru. Karena di Sampoerna itu sudah ditemukan dari sini (klaster lain)," ujarnya, Minggu (10/5).

Baca Juga: Risma Masukkan 200 OTG dalam Hotel, Gratis Plus Dapat Makan

2. Temuan Tim Tracing Surabaya ada 16 klaster

Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Justru disampaikan bahwa kini Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya mendapati 16 klaster yang menjadi episentrum penularan. Data Pemkot Surabaya menyebut, kasus positif kini melonjak pesat mencapai 667 pasien. Kemudian 1.540 PDP, 2.958 ODP dan 971 OTG.

"Ada 16 klaster, (semua pasien) ada yang rawat inap, ada yang rawat jalan," ucap Risma.

3. Kini pemkot paksa pasien positif rawat inap

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menelepon pasien COVID-19. Dok Humas Pemkot Surabaya

Untuk menekan jumlah kasus COVID-19, pemkot berkomunikasi dengan pihak rumah sakit rujukan, TNI, dan Polri. Dia meminta agar pasien positif tidak ada lagi yang rawat jalan atau isolasi mandiri meskipun kondisinya prima. Sebab, disinyalir masih dapat menular ke anggota keluarganya dan menyebabkan kasus baru.

"Yang positif kami paksa masuk rumah sakit," tegasnya.

"Kami lakukan komunikasi dengan rumah sakit, mendorong yang hasilnya positif swab kami masukkan rumah sakit. Supaya tidak membebankan keluarganya. Gerak tim Satpol PP dan Linmas ajak masuk rumah sakit," dia menambahkan.

Baca Juga: Beri Dukungan, Risma Telepon Langsung Pasien COVID-19

Berita Terkini Lainnya