TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Pangan Sedunia, Soekarwo: Jatim Tulang Punggung Nasional

Kondisi beras hingga ubi kayu posisi surplus

Dok. IDN TImes/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jatim, Soekarwo, memastikan ketahanan pangan Jatim saat ini dalam posisi sangat baik. Dia menyebut, provinsi ujung Timur Pulau Jawa ini mampu menjadi tulang punggung nasional. Hal tersebut terlihat dari ketersediaan pangan seperti beras, jagung, dan ubi kayu dalam posisi surplus.

“Jatim masih menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional, dimana dari 17 persen saat ini naik menjadi 19,3 persen secara riil terhadap nasional. Jadi seperlima kekuatan ketahanan pangan nasional ada di Jatim,” ujar Soekarwo saat peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 Provinsi Jatim Tahun 2018 di Jatim Expo Surabaya, Senin (5/11).

Baca Juga: Soekarwo Ungkap Nasib Penyeberangan ke Madura Usai Suramadu Gratis

1. Gubernur klaim ketersediaan beras di Jatim surplus

Dok. IDN Times/Istimewa

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menyebut produksi padi di Jatim surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton. Untuk beras, konsumsi per kapita Jatim pada sensus 2016 lalu sebanyak 91,3 kg per kapita per tahun. Dengan jumlah penduduk sekitar 39 juta jiwa, maka kebutuhan beras di Jatim sebanyak 3,6 juta ton beras setiap tahunnya.

“Untuk beras kami tidak hanya surplus tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 15 provinsi lain. Kami yang minus hanya kedelai dan bawang putih,” katanya.

2. Jatim miliki masalah pangan karena menyusutnya lahan pertanian

Dok. IDN Times/Istimewa

Pakde juga menyampaikan ada dua permasalahan terkait pangan di Jatim. Pertama soal menyusutnya lahan pertanian. Rata-rata, penyusutan lahan tersebut mencapai 1.953 hektar per tahun. Lahan ini berubah menjadi perkantoran, perumahan, kawasan industri, dan pariwisata. Untuk itu, Pakde Karwo meminta para ahli dari berbagai perguruan tinggi untuk melakukan riset dan pengembangan tentang peningkatan produksi dan produktifitas, seperti penemuan bibit unggul. 

“Kami juga minta kepada bupati/wali kota untuk mengecek kembali peraturan daerah tentang lahan pertanian pan berkelanjutan (LP2B). Saat ini baru 22 kabupaten yang telah membuat LP2B,” kata Gubernur dua periode ini.

Baca Juga: Upah Naik, Soekarwo Kumpulkan Buruh dan Pengusaha

Berita Terkini Lainnya