TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pecah Kongsi, Begini Naik Turun Hubungan Prabowo-La Nyalla

La Nyalla merasa dimanfaatkan sebagai pion politik Prabowo

pssi.org

Surabaya, IDN Times - Salah satu loyalis Prabowo Subianto, La Nyalla Mattaliti, akhirnya mendeklarasikan dukungannya kepada bakal calon presiden dari kubu petahana Joko "Jokowi" Widodo. Melalui akun YouTube-nya, LNA TV, mantan Ketua Umum PSSI itu mengungkapkan kekecewaannya lantaran kerap dikhianati oleh Ketua Umum Gerindra.  

Bagi La Nyalla, hal itu tentu menyakitkan karena dirinya sudah mendukung Prabowo di kancah politik nasional sejak 2008. "Saya mendukung Pak Prabowo mulai dari Mega-Pro sampai di Prabowo-Hatta. Saya tidak pernah menjadi oposan selama itu, gara-gara Pak Prabowo saya jadi oposan dan akhirnya jadi oposisi karena membela Pak Prabowo," kata La Nyalla melalui video berdurasi 5 menit yang diunggahnya pada 12 Oktober 2018.  

Setelah bernaung di bawah Partai Garuda selama 9 tahun lebih, La Nyalla akhirnya memutuskan "cerai" dengan Prabowo. Lantas bagaimana hubungan keduanya berjalan selama ini Yuk simak ulasan yang sudah IDN Times siapkan.  

1. Dukungan La Nyalla terlihat jelas sejak menjabat sebagai Ketua Umum PSSI

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

La Nyalla menjabat sebagai Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) sejak 2012. Kemudian, akibat polemik internal PSSI, ia didaulat menjadi Ketua Umum PSSI pada 2015-2016. Di bawah kepemimpinannya, PSSI seolah menjadi instrumen untuk mendukung pasangan calon Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.  

Jejak digital akun twitter PSSI pada 23 Juni 2014 memperlihatkan, asosiasi sepak bola Indonesia ini tidak bersifat netral menghadapi momen politik. Akun @pssiofficial menulis, "KAMI BERTEKAD MENJADI #MACANASIA,". Saat itu, tagline #MacanAsia merupakan jargon politik Prabowo-Hatta.  

Tidak cukup sampai di situ, akun ini juga me-retweet pernyataan Indra Sjafri, saat itu sebagai pelatih Timnas U-19, yang mendukung Prabowo-Hatta. Melalui @indra_sjafri, pelatih kelahiran Sumatera Barat itu mencuit "Pemimpin yang mampu membawa bangsa ini menjadi berwibawa dan berdaulat. #Prabowo-HattaNomor1,".  

La Nyalla sempat berdalih bahwa dukungan PSSI kepada Prabowo-Hatta bukan atas inisiasinya. Namun, sebagai kader Partai Gerindra, La Nyalla tidak bisa membantah keberpihakannya. Hal tersebut dibantahnya sendiri melalui video yang diunggahnya.  

"Pada saat saya menjadi oposisi, saya dikerjain di PSSI sampai saya diturunkan dan itu wajar karena saya sebagai oposisi, saya maklumi, buat saya gak ada masalah. Tapi itu gara-gara siapa? Gara-gara saya bela Prabowo, inget lho ya, gara-gara saya bela Prabowo, itupun tidak ada bantuan dari Prabowo cs kepada saya untuk mempertahankan PSSI," beber dia. 

2. Prabowo tidak mendukung La Nyalla saat drama penyalahgunaan dana hibah

pssi.org

Tahun 2016, La Nyalla sempat berkutat dengan hukum. Saat menjabat sebagai sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur, La Nyalla diduga menyalahgunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari tahun 2011-2014. Total kerugian negara disinyalir mencapai Rp26 miliar.  

Kisah hukum La Nyalla berjalan dramatis. Beberapa kali ia lolos melalui pra-peradilan, namun Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tetap mengeluarkan surat perintah penyelidikan (sprindik) terhadap La Nyalla. Ia sempat dituntut 6 tahun penjara, namun kembali dinyatakan bebas di pengujung 2016.  

La Nyalla angkat bicara soal kasus ini. Dia mengatakan, Prabowo tidak memberikan sedikitpun bantuan saat kadernya, terutama loyalisnya, terjerat hukum. "Gak ada yang bela saya, saya kerja sendiri kok. Kemudian, sampai saya masuk penjara. Inget lho saya masuk penjara, Alhamdulillah saya masih dibela sama Allah, tanpa ada belanya Prabowo. Saya divonis Alhamdulillah bebas murni sampai inkracht. Tidak ada perhatian Prabowo terhadap saya," lanjut dia.  

3. Gerindra tidak memilih La Nyalla dalam bursa Gubernur Jatim 2018

IDN Times/Irfan Fathurohman

Hubungan antara keduanya semakin menjauh pasca pengakuan mahar politik La Nyalla pada awal 2018. Jelang Pilkada Jawa Timur, Surat bernomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 meminta La Nyalla untuk mengkonsolidasikan partai lain agar mendukung Gerindra.  

Seketika, bursa Pilkada Jatim dibuat geger La Nyalla saat ia mengaku diminta oleh Prabowo mahar politik hingga Rp200 miliar. Awalnya, La Nyalla menyanggupi angka tersebut dengan catatan surat rekomendasi calon gubernur sudah keluar sebelum ia lunas membayar. Akibat silang pendapat, akhirnya Gerindra mendukung Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno sebagai cagub-cawagub pada Pilkada Jatim 2018.  

"Pada saat itu, karena saya dijanjikan mau direkom (Gubernur Jatim), saya dikasih PHP. Saya oke, saya jalan mulai dari Banyuwangi sampai Pacitan saya kerja membawa namaya Prabowo dan Gerindra di Jawa Timur. Pada saatnya, saya tidak direkom, ya sudah mau apa lagi? Duit saya yang dibawa orang Gerindra gak kembali," papar La Nyalla di video tersebut. 

Baca Juga: Sri Mulyani dan Luhut Binsar Kampanye? Kubu Prabowo Siap Lapor Bawaslu

Berita Terkini Lainnya