TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komunitas Literasi dan Perpusnas Bahas Strategi Tingkatkan Minat Baca

Hampir 75 persen perpustakaan di daerah masih stagnan

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Komunitas Rumah Literasi Indonesia (RLI) bersama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia membahas strategi untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Berbagai gagasan juga disampaikan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mempermudah akses literasi di daerahnya.

1. Akses dan ketersedian buku masih minim

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas Nur Hadi Saputra menjelaskan, saat ini indeks minat baca secara nasional berada pada angka 52 atau di posisi sedang. Nur Hadi mengaku, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan minat baca ke daerah.

"Kita punya keterbatasan SDM, anggaran, harapannya stimulan yang kami berikan ke daerah semoga bisa menguatkan minat baca. Lewat bantuan koleksi, mobil perpustakaan, perangkat IT, dan perabotan," kata Nur Hadi saat menghadiri pertemuan di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (30/9).

Salah satu yang membuat minat baca kurang optimal, katanya, karena akses dan ketersediaan buku di Indonesia masih minim.

"Kita di angka 52 dari indeks minat bacanya, itu di level menengah. Itu karena tidak adanya ketersediaan bacaan yang merata, medan dan kondisi geografis Indonesia yang sulit," tambahnya.

Baca Juga: Info Wisata Rowo Bayu di Banyuwangi yang Dikenal Serba Mistis

2. Hampir 75 persen perpustakaan di daerah stagnan

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Di sisi lain, Nur Hadi mengapresiasi upaya Pemkab Banyuwangi. Menurutnya pemkab kooperatif mendukung minat baca di daerahnya. Sebab, saat ini hampir 75 persen perpustakaan daerah dalam kondisi stagnan.

"Kondisinya gak semua daerah punya perhatian dengan rumah baca. Hampir 75 persen kondisi perpustakaan dalam kondisi stagnan," ujarnya.

3. Tersedia puluhan rumah baca di Banyuwangi

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sementara itu, Founder Rumah Literasi Indonesia (RLI) Tunggul Harwanto menambahkan, jejaring komunitas literasi di Banyuwangi yang dibangun sudah terdapat 55 rumah baca. Rumah baca tersebut tidak hanya menyediakan koleksi buku. Namun juga menguatkan minat baca di kalangan masyarakat sekitar dengan kegiatan menyenangkan.

"Di Banyuwagi saat ini ada 55 taman baca, selebihnya di Bondowoso, Jember dan kota lain. Kami punya gerakan 1000 rumah baca. Rumah baca bukan hanya soal mengoleksi buku, tapi juga menguatkan SDM masyarakat," jelasnya.

4. Daya baca di Banyuwangi masih rendah

pexels.com/@pixabay

Tunggul melanjutkan, dari survei RLI di Banyuwangi dan kota sekitar, minat baca sudah cukup tinggi. Sayangnya progres itu tak diiringi dengan daya baca yang masih rendah.

"Minatnya tinggi (semangat mencari buku baru), tapi daya bacanya yang kurang. Setahun hanya beberapa yang menyelesaikan baca buku. Kami survei ke beberapa taman baca, rata rata bertahan membaca 30 menit," lanjutnya.

Baca Juga: Geliat Literasi Bangsa dengan Aksara Terbanyak di Dunia

Berita Terkini Lainnya