Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi Kesepian

Siasat cepat buat yang pengin punya pacar sesaat

Surabaya, IDN Times - Media sosial tengah diributkan dengan menjamurnya bisnis jasa yang cukup mengherankan, sewa pacar virtual. Tak hanya 1 atau 2 akun saja, kini puluhan akun dapat kamu temukan ketika berselancar di media sosial. Jasa ini menawarkan pengalaman berbincang dengan talent yang siap memperlakukanmu bak pacar tersayang. Layanan unik ini pun mendorong saya untuk mencobanya sendiri.

Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi KesepianIlustrasi Instagram. (Pexels.com/Pixabay)

Berbekal informasi awal yang didapat dari beberapa media sosial, saya pun mencari akun penyedia jasa tersebut dengan mengetikkan 'Jasa Pacar Virtual' dalam kolom pencarian instagram pribadi saya. Cukup mengejutkan, ternyata telah terdapat puluhan akun dengan layanan serupa. Pilihan saya jatuh pada salah satu akun dengan 9600 pengikut yang telah memiliki puluhan review pelanggan dalam kolom sorotannya.

Cukup dengan menghubungi kontak admin, saya langsung dihubungkan dengan 'calon pacar' saya bernama Kevin. Dengan membayar Rp15 ribu, saya bisa chatting layaknya sepasang sejoli selama 24 jam dengan Kevin. Kalau mau lebih intens, cukup tambah Rp10 ribu untuk durasi 30 menit bercakap via telepon. 

Sebelum memulai perbincangan, saya sempat bertanya kepada admin layanan, adakah peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi pelanggan. "Gak ada rulesnya ya, kak," terangnya, Selasa, (1/11/2022).

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Seberapa Efektif Dating App untuk Mencari Jodoh?

"Hai salam kenal, aku Kevin." Menjadi kalimat pembuka obrolan panjang kami hari itu. Nama ini tentunya merupakan nama samaran yang sengaja ia digunakan untuk menutup identitas aslinya. Obrolan kami berjalan lancar. Di setiap obrolan, Kevin tak henti memberi tambahan kata sayang atau afeksi lain, untuk mewakili posisinya sebagai pacar sesungguhnya. Ia selalu mendengarkan dan merespons dengan baik setiap curhatan yang saya sampaikan.

"Lagi sibuk apa lagi, nih? Kalo sekarang lagi apa?" Menjadi kalimat yang aktif ia tanyakan agar perbincangan tetap bertahan, dan pelanggan merasa nyaman. Tambahan emoji hati di setiap akhir kalimat juga tak lupa ia sematkan.

Menjelang siang ia mengirimkan kata-kata perhatian untuk tak lupa makan. "Laper ya ayy, makan dulu yukk." ujarnya. Sedikit demi sedikit ia juga menceritakan kesehariannya. Seperti, jam berapa ia biasa berkuliah, jurusan apa yang ia ambil, dan apa saja kesulitan dunia perkuliahan yang ia hadapi. Saya pun berusaha meresponsnya dengan baik.

Hingga ketika sore hari tiba, dan saya sempat tidak membalas pesan darinya. Tanpa diduga, ia mengirimkan pesan yang menunjukkan bahwa ia menunggu saya.
"Balesnya lama amat ayy." tulisnya. Ia benar-benar menjalankan posisinya sebagai pacar virtual saya di hari itu.

Obrolan berjalan cukup lama, hingga malam tiba dan ia harus menghadirii perkuliahan malam. Tak lupa ia mengirimkan foto, yang menunjukkan bahwa dirinya benar-benar ada di sana. 

Pukul 10 malam, kami kembali berbincang untuk menceritakan berbagai hal yang saya sukai, dan seperti biasa ia selalu menimpali dengan baik. Obrolan kami berakhir pukul 23.28 WIB, ketika ia menutupnya dengan pesan, "Goodnight sayang."

Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi Kesepianilustrasi pasangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Keesokan harinya, ia kembali mengirim pesan, "Ko di-read doangg.. Kan bisa ngucapin Goodmorning duluu." Kemudian, sedikit kami mengucapkan salam perpisahan karena kontrak layanan pacar virtual kami berakhir pada hari itu.

Ia mengakhiri perbincangan kami dengan pesan, "Terima kasih sudah pilih Kevin jadi pacar virtual kamu, ya!"

Di sela-sela perannya sebagai pacar virtual, Kevin juga bercerita mengenai awal mula dirinya bergabung dalam bisnis ini. Ia mengaku baru menjadi talent pacar dalam hitungan pekan.

Kevin tertarik menggeluti dunia ini setelah menerima ajakan seorang teman yang juga menjadi admin sekaligus  pendiri bisnis ini. Selain banyak waktu luang lantaran sudah tak banyak ngampus, mahasiswa semester 5 ini juga mengaku menerima tawaran menjadi talent karena butuh tambahan uang jajan.

"Aku tertarik karena adminnya ini temen deketku. Terus pas dia ada ide bikin bisnis pacar virtual, aku direkrut jadi talent. Aku juga kan free time-nya banyak ya, jadi aku mau aja hehe," ujar Kevin.

Ia sendiri mulanya tak percaya bahwa layanan ini banyak diminati. Manurut Kevin, ada banyak alasan yang membuat pelanggan datang. Mulai dari sekadar menceritakan keseharian, hingga ingin membunuh rasa kesepian. Bahkan, Tak sedikit pula pelanggan yang telah memiliki pasangan, namun tetap menggunakan jasa pacar virtual. Usia pelanggannya berkisar antara 16-21 tahun.

"Yang susah itu, kalau dia sudah punya pacar tapi pacarnya lagi pergi. Atau kalau gak pacarnya lagi cuek. Karena dia kesepian dan mood-nya gak bagus, dia limpahkan emosinya ke aku. Wah, susah itu aku mengatasinya," keluh Kevin. 

Baca Juga: Ingin Cari Jodoh? 5 Tempat Ini Potensial untuk Temukan Pasangan Hidup

Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi KesepianIlustrasi Long Distance Relationship (IDN Times/Mardya Shakti)

Saya juga sempat berbincang dengan admin, atau si pemilik bisnis jasa pacar virtual ini. Rupanya, bisnis ini baru tiga minggu dirilis. Meski masih seumur jagung, jumlah pelanggan yang ia dapatkan telah mencapai angka ratusan.

Awalnya ia mengaku hanya coba-coba karena telah bisnis serupa juga banyak menjamur. Ia kemudian mencari talent untuk bisnisnya dengan cara menggaet teman-teman dekat, hingga melakukan open recruitment. Kini ia telah memiliki 10 talent wanita, dan 8 talent laki-laki dari beragam usia, mulai dari 16 hingga 35 tahun.

"Iya kak awalnya emang nyoba aja sih, ternyata cocok, nyaman, sama bisnisnya. Buat talent-nya gak semuanya teman aku, sempat oprec juga. Tapi sekarang sudah full, tidak buka lagi." 

Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi KesepianIlustrasi Berpacaran (IDN Times/Mardya Shakti)

Baca Juga: Iran Luncurkan Aplikasi Perjodohan Islami

Kevin dan para pelanggannya jelas menjadi fenomena baru. Muda-mudi kesepian kini tak perlu susah payah mencari pasangan jika hanya ingin mendapat perhatian. Psikolog klinis, Riza Wahyuni, S.Psi, M.si pun memberikan tanggapannya. Menurut dia, fenomena ini bisa terjadi karena kecenderungan masyarakat yang terlalu gandrung pada media sosial, sehingga lupa pada realita hidup sebenarnya.

"Masyarakat kita itu 80 persen menggunakan media sosial, dan pengguna aktifnya berusia remaja, dewasa awal, hingga biasanya maksimal 40 tahun. Nah, usia ini merupakan usia yang sedang mencari identitas, dan ajang aktualisasi diri. Kecenderungan demikian, membuat mereka tidak lagi hidup dalam dunia realita. Mereka lebih jarang bersosialisasi di dunia nyata," ujar perempuan yang juga anggota Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jawa Timur ini, Rabu (3/11/2022).

Minimnya interaksi di dunia nyata ini pun membuat mereka bahkan menggunakan media sosial untuk sekadar mencari perhatian. Dengan edukasi yang minim, fenomena ini bukan tak mungkin akan memicu tindak kejahatan.

"Kalau terlanjur nyaman, mereka bisa saja melakukan kegiatan menyimpang seperti cyber sex, seperti video call sex. Bisa juga hingga human trafficking. Kami pernah menemukan hubungan virtual yang berujung mengirimkan sejumlah uang secara digital. Dan yang paling parah, mereka bisa mengalami segala ancaman. Seperti diancam akan dibongkar identitasnya, dan lain-lain."

Maklum jika Riza khawatir, data Komnas Perempuan 2021 memang menyebut bahwa Kekerasan Berbasis Gender Siber (KBGS) di Indonesia memang tak main-main. Jumlahnya yang pada tahun 2019 sebanyak 126 menjadi 510 kasus pada tahun 2020. 

Dengan banyaknya risiko yang bisa terjadi, Riza sangat tidak menyarankan masyarakat menggunakan layanan sewa pacar virtual. "Kalau kita merasa depresi, terisolasi, merasakan kesedihan yang luar biasa. harusnya larinya bukan ke hal-hal seperti ini, tapi ke ahlinya, datanglah ke psikolog," ujarnya. 

Kondisi ini, kata dia, jelas berbeda dengan di Jepang. Di sana layanan serupa, banyak dijumpai karena masyarakatnya individualis dan workaholic.  "Negara ini masih hidup dalam dunia realitas. Masih bisa ada teman dan sahabat, jadi lebih baik kita hidup di dunia realitas saja," tutupnya.

Mencoba Jasa Pacar Virtual, Layanan Buat Muda-Mudi KesepianPsikolog selaku Tim Ahli Komnas HAM, Zoya Amirin. (IDN Times/Aryodamar)

Pendapat lain datang dari psikolog seksual, Zoya Dianaesthika Amirin, M.Psi. Ia  berpendapat bahwa ada sisi baik yang bisa diambil dari adanya layanan ini. "Bagi yang tidak ada teman cerita, ini bisa dijadikan alternatif. Soalnya kebanyakan kasus suicide kan juga karena tidak ada teman cerita. Dan mereka juga gak mau akses layanan hotline," ujarnya.

Kendati demikian, ia juga tidak memungkiri bahwa ada risiko jangka panjang bagi mereka yang terlalu sering menggunakan layanan virtual seperti ini, yaitu tidak terasahnya social skill. "Takutnya, yaudahlah kalau lagi marahan sama pacar, mending cari jasa pacar virtual dulu aja. Jadi semakin canggih alat komunikasi, tapi tidak membuat cara berkomunikasi dan skil bersosialisasi semakin baik," kata Zoya.

Di sisi lain, penyedia jasa juga harus menambahkan peraturan-peraturan khusus yang hartus saling dipatuhi. "Penyedia jasanya juga harus melindungi talent-nya dong. Kalau bisa berikan rules yang jelas. Dilarang melecehkan, memaki, dan lain-lain."

Terlepas dari berbagai plus minus layanan pacar virtual, Zoya sepakat dengan pendapat Riza. Ia menyebut bahwa solusi dari depresi dan kesepian harus tetap dicari, bukan dialihkan. Salah satu caranya adalah dengan pergi ke psikolog.

Baca Juga: [QUIZ] Tes Psikologi untuk Mengetahui Tipe Pasangan Seperti Apa Dirimu

EGYDIA ARTAMEVIA Photo Community Writer EGYDIA ARTAMEVIA

Check @egydiard on instagram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya