Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Review Boruto Two Blue Vortex Chapter 19

Review Boruto: Two Blue Vortex Chapter 19/mangaplus.shueisha.co.jp

Manga Boruto Two Blue Vortex chapter 19 menghadirkan pertarungan sengit antara shinjuu Ryu dan Matsuri yang melawan para shinobi Konoha dan Sunagakure. Meskipun pada chapter sebelumnya kedua belah pihak digambarkan sedang bekerjasama untuk mencari Boruto yang menjadi buronan dunia shinobi, nyatanya maksud terselubung shinobi dari kedua desa itu mudah tertebak oleh para shinjuu. Lantas bagaimana cara para shinobi dalam menghadapi serangan balik para shinjuu? Lalu ada dinamika lain apa yang terjadi sepanjang manga chapter 19 ini? Berikut adalah reviewnya. 

1. Shinjuu Ryu vs Shinobi

Shinjuu Ryu vs Shinobi/mangaplus.shueisha.co.jp

Shinjuu Ryu, yang merupakan kloningan Pohon Dewa dari Shinki, langsung menunjukkan taringnya dalam pertarungan sengit ini. Tanpa ragu, ia melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah para shinobi Konoha, yakni Mitsuki dan Sarada, serta dua shinobi Sunagakure, Yodo dan Araya.

Dengan kekuatan pasir besi yang telah diperkuat oleh energi Pohon Dewa, serangan Ryu semakin mengerikan dan sulit dihadapi. Ia tidak hanya mengandalkan teknik biasa, tetapi juga menunjukkan bahwa dirinya bukan lawan yang bisa diremehkan.

Dalam upaya mendesak para shinobi dari kedua desa, Ryu bahkan mengeluarkan Tsumeaka, teknik mematikan yang mampu melahap siapa pun yang menjadi targetnya. Situasi pun semakin mencekam, mampukah Mitsuki, Sarada, Yodo, dan Araya menemukan celah untuk melawan, atau justru akan menjadi korban kekuatan mengerikan shinjuu ini?

2. Masa lalu Shinki dan Araya

Masa lalu Shinki dan Araya/mangaplus.shueisha.co.jp

Chapter ini juga menampilkan kilas balik menarik antara Araya dan Shinki, yang memperlihatkan kedalaman hubungan mereka sebagai sesama shinobi Sunagakure. Dalam adegan flashback tersebut, terungkap bahwa Shinki pernah membantu Araya dengan menanamkan jutsu pasir besinya ke dalam pedang miliknya.

Araya awalnya merasa ragu dan khawatir bahwa tindakan tersebut justru akan melemahkan kekuatan Shinki. Namun, putra angkat Kazekage Gaara itu dengan tegas menepis keraguan tersebut. Baginya, kekuatan sejati bukan hanya tentang dirinya sendiri, melainkan juga bagaimana ia bisa melindungi orang-orang yang berharga. Shinki menegaskan bahwa ia tidak ingin dianggap lemah, karena semua yang ia lakukan semata-mata demi satu tujuan yaitu melindungi ayahnya, Kazekage Gaara. 

3. Shinjuu Matsuri makin agresif kepada Konohamaru

Shinjuu Matsuri makin agresif kepada Konohamaru/mangaplus.shueisha.co.jp

Di chapter ini, muncul dinamika menarik yang melibatkan Konohamaru dan Matsuri, yang sebelumnya dikenal sebagai Moegi sebelum berubah akibat Tsumeaka Pohon Dewa.

Perdebatan kecil mengenai panggilan Konohamaru-chan dan Konohamaru-kun ternyata menjadi pemicu kecemburuan Matsuri. Hal ini mungkin terdengar sepele, tetapi bagi Matsuri, panggilan itu memiliki makna mendalam karena mengingatkannya pada identitas lamanya sebagai Moegi.

Perasaan cemburu yang membara itulah yang justru membawa bahaya bagi Konohamaru. Matsuri, yang kini sepenuhnya dikendalikan oleh obsesi dan insting shinjuu, tidak rela jika Konohamaru memiliki perempuan lain.

Rasa posesifnya semakin menjadi-jadi, bahkan sampai pada titik ekstrem, ia bertekad untuk menelan Konohamaru dengan kekuatan Tsumeaka, menjadikannya bagian dari dirinya selamanya.

Konohamaru pun berada dalam situasi genting. Di satu sisi, ia masih melihat sosok Moegi dalam diri Matsuri, tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan ancaman nyata yang ada di hadapannya.

Lantas, bagaimana cara Konohamaru menghadapi situasi berbahaya ini? Apakah ia mampu menyadarkan Matsuri, atau justru harus bertarung melawan sosok yang dulu pernah menjadi rekan terdekatnya?

4. Pergerakan Boruto kembali dibatasi oleh Kasih Koji

Pergerakan Boruto kembali dibatasi oleh Kasih Koji/mangaplus.shueisha.co.jp

Dalam situasi yang semakin genting dan penuh kekacauan, Boruto tak bisa lagi menahan emosinya. Melihat rekan-rekannya berada dalam bahaya, keinginannya untuk turun tangan dan membantu semakin membara. Namun, Kashin Koji dengan segala pertimbangan dan strateginya tetap bersikeras menahan Boruto.

Dengan sikap tenang namun tegas, Koji terus menghalangi setiap gerakan Boruto, memastikan bocah itu tidak bertindak gegabah. Boruto yang frustasi hanya bisa mengepalkan tangan, menahan amarah dan ketidaksabarannya. Wajahnya dipenuhi ekspresi kesal, tetapi ia tahu bahwa untuk saat ini, ia tidak punya pilihan selain mengikuti strategi Koji. Namun, sampai kapan Boruto bisa terus menahan diri?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rachmaddani Rizki Saputra
EditorRachmaddani Rizki Saputra
Follow Us