Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga Pinggiran

#MillennialsInspiratif Ia sempat terima ancaman pembunuhan

#MillennialsInspiratif merupakan rubrik khusus yang mengangkat sosok millennials di Jawa Timur. Mereka mendapatkan pengakuan publik lewat buah pikir dan karya. Lewat rubrik ini kami ingin mengabarkan bahwa mereka tak sekadar ada, tapi juga berkarya dan memberi makna.

Surabaya, IDN Times - Mulanya, Fuad Fahmi Hasan (26) adalah pemuda Surabaya biasa. Saat kuliah di Universitas Airlangga, ia juga layaknya mahasiswa lain. Menghabiskan waktu di kampus dan organisasi, nongkrong di kafe hingga jalan-jalan di mall. Hingga suatu hari, usai mengikuti pelatihan di Jakarta, ia melihat kondisi yang mengubah pola pikirnya tentang kemanusiaan.

Saat itu, ia disuguhkan sebuah pemandangan yang tak pernah dibayangkan. "Saya masuk ke sebuah kawasan kumuh di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kondisinya sangat memprihatinkan," kata Fuad saat berbincang dengan IDN Times, Kamis (28/3).

1. Ia menemukan pemandangan memprihatinkan tentang kaum miskin perkotaan

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranIlustrasi masyarakat miskin/ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Ia melihat bagaimana warga miskin di sana harus tinggal dalam bedeng-bedeng semi permanen. "Satu ruangan berukuran sekitar 2x2 meter diisi empat orang. Terus, persis di depan ruangan yang mereka tinggali ada saluran buangan air. Pokoknya gak manusiawi," katanya.

Yang lebih membuatnya miris adalah kondisi anak-anak penghuni komplek tersebut. Mereka yang sebagian tak bersekolah, memilih memungut buah busuk di pasar induk dan menjualnya untuk menyambung hidup. "Yang lebih bikin saya geleng-geleng kepala, saya melihat mereka berjudi. Taruhannya uang jajan mereka, Rp1000."

2. Mulai menginisiasi gerakan Urban Care

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/urban_care

Pulang dari Jakarta, ia mulai mencari tahu apakah kondisi serupa juga terjadi di Surabaya. Sebab, sebelumnya ia menganggap bahwa cerita seperti itu hanya ada di ibu kota. "Ternyata ada juga. Saya mendapat informasi dari seorang teman yang juga menjadi aktivis pemberdayaan masyarakat. Saya kemudian ikut mereka," ujarnya. 

Beberapa kali ikut dalam aksi sosial, Fuad "ketagihan". Ia pun kemudian menginisiasi sebuah proyek bernama Urban Care pada tahun 2015. Sasarannya saat itu adalah masyarakat stren kali Jagir, Surabaya yang terancam digusur. Maklum, mereka menempati lahan liar yang seharusnya menjadi daerah penyangga sungai.

3. Ajarkan Al Quran hingga angklung pada warga Stren kali Jagir

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/urban_care

Selain melakukan advokasi, Fuad dan beberapa rekannya juga melakukan pendekatan dari segi pendidikan. Ia menilai hal ini penting untuk menyudahi lingkaran setan di wilayah itu. Selain kebanyakan warga berpendidikan rendah, masa depan anak-anak di sana juga terancam. Maklum, beberapa titik di kampung itu menjadi lokasi prostitusi hingga transaksi narkoba. "Misi kami saat itu sederhana. Kami hanya ingin memberi tahu anak-anak bahwa di luar sana ada dunia yang lebih indah daripada kampung mereka."


Baca tulis Al Quran, bimbingan belajar gratis, hingga angklung pun mereka ajarkan kepada anak-anak dan warga kampung. Hasilnya, grup angklung kampung Jagir kerap diundang manggung di berbagai acara besar. Warga yang awalnya resisten terhadap kedatangan Fuad dan rekan-rekannya pun mulai menaruh hati pada mereka. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Pekerja Seks Komersial yang tinggal di sana ikut dalam kegiatan belajar mengaji.

4. Jadi pemuda Pelopor di tingkat kota dan provinsi

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/fuadfahmihasan

Apa yang dilakukan oleh Fuad tak hanya mendapatkan apresiasi dari warga kampung Jagir. Usahanya juga diakui oleh pemerintah. Ia diganjar penghargaan sebagai Pemuda Pelopor 2015 oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi. Bahkan, namanya juga sempat menjadi nominasi penghargaan nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut.

Selain dari pemerintah, penghargaan serupa juga ia dapatkan dari beberapa pihak swasta dan organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah dan Muda-mudi Demokrat.

5. Sempat diancam akan dibunuh

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/fuadfahmihasan

Namun, Fuad bukan pahlawan yang tiba-tiba hadir di tengah warga Jagir. Cerita suksesnya bukan tanpa cela. Kejadian tahun 2016 adalah salah satu contohnya. Saat itu, kampung stren kali Jagir yang selama ini mereka dampingi akhirnya digusur oleh pemerintah kota. "Ibu-ibu di sana telepon saya sambil nangis, katanya buldosernya sudah pada datang," kenang Fuad. 

Beruntung, melalui proses advokasi, akhirnya pemerintah setempat sepakat hanya menggusur kampung yang dianggap sebagai sarang narkoba dan prostitusi. Meski sebagian besar warga mengapresiasi upayanya, namun penghuni yang digusur berbalik mengecamnya.

"Mereka menilai kehadiran saya membuat wilayah mereka menjadi sering terekspos media sehingga digusur. Bahkan saya sempat mendapatkan berbagai ancaman, mulai dari dilempar bata hingga pembunuhan," kata dia.

Melalui berbagai pembicaraan, amarah warga pun akhirnya dapat diredam.

 

Baca Juga: Emil Dardak, Wagub Muda yang Pernah Jadi Vice Precident BUMN

6. Tak hanya Urban Care, Fuad kini sibuk besarkan yayasan 'Seribu Senyum'

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/@1000senyum

Keberhasilan Fuad sebagai motor penggerak Urban Care terdengar oleh seorang pengusaha di bidang kesehatan. Sejak tahun 2016 ia pun diminta untuk mengelola sebuah yayasan sosial yang berbasis pada pemberdayaan kampung bernama 'Seribu Senyum'. "Kami melakukan pendampingan terhadap beberapa kampung miskin," ujarnya. Meski baru berumur tiga tahun, 'Seribu Senyum' saat ini sudah memiliki empat kampung dampingan di Surabaya dan satu di Mojokerto. Selain itu ada juga pusat pelatihan dan pendampingan kelompok tani di Pasuruan. 


Di luar pendampingan kampung, 'Seribu Senyum' juga memberikan beasiswa kepada siswa tak mampu. Saat ini ada 79 penerima manfaat dari beasiswa tersebut. 

7. Mau jadi apapun, tugas manusia adalah menolong

Fuad Fahmi, Millennial yang Pilih Jalan Merdekakan Warga PinggiranInstagram.com/fuadfahmihasan

Meski menuai berbagai keberhasilan, Fuad mengakui tak mudah melakoni peran sebagai pekerja sosial. Apalagi, pekerja sosial bukan profesi yang menjanjikan materi baginya yang kini sudah berkeluarga.

Namun, ia punya prinsip yang terus dipegang. "Manusia itu mau jadi apapun, tugasnya pasti menolong orang. Saya membuktikan bahwa menolong orang bisa dijadikan profesi. Kuncinya iman."

Baca Juga: Raharto Teno, Millennial yang Jadi Orang Nomor 1 di Kota Pasuruan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya