Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tradisi Unik Menjaga Kelestarian Bumi di Indonesia 

Ilustrasi kekayaan alam di Indonesia. (Pixabay/Raw_Image6)
Ilustrasi kekayaan alam di Indonesia. (Pixabay/Raw_Image6)

Hari Bumi biasa diperingati setiap tahun pada tanggal 22 April. Tepat pada tahun 2024 ini, Hari Bumi mengusung tema 'Planet vs Plastics'. Pada peringatan Hari Bumi, orang-orang di seluruh dunia diingatkan kembali untuk terus menjaga kelestarian alam dan tidak mengotori air, udara, maupun daratan.

Termasuk juga yang dilakukan masyarakat di Indonesia. Negara yang kental dengan adat istiadatnya ini ternyata memiliki berbagai upaya unik di tiap daerahnya dalam rangka menjaga kelestarian bumi. Jika kalian penasaran, yuk simak rangkumannya di bawah ini!

1. Tradisi Wiwitan

Tradisi Wiwitan. (mergangsankec.jogjakota.go.id)
Tradisi Wiwitan. (mergangsankec.jogjakota.go.id)

Tradisi ini biasa dilakukan di beberapa daerah di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Tradisi Wiwitan biasa dilakukan menjelang masa panen padi dan memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat Jawa atas sosok Dewi Sri. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Tradisi Wiwitan diawali dengan berdoa bersama, dilanjutkan memotong sebagian padi sebagai simbol siap panen. Setelah itu, tradisi ini dilanjutkan dengan membagikan makanan yang telah dipersiapkan kepada seluruh masyarakat sekitar, lalu menyantapnya bersama. 

2. Festival Jatiluwih

Festival Jatiluwih. (lovebali.baliprov.go.id)
Festival Jatiluwih. (lovebali.baliprov.go.id)

Desa Jatiluwih di Bali tidak hanya terkenal dengan Subak Jatiluwihnya saja yang telah dinobatkan sebagai warisan budaya bukan benda oleh UNESCO pada 2012. Masih ada lagi tradisi unik dalam rangka pelestarian bumi di desa ini, namanya Festival Jatiluwih.

Banyak sekali bentuk-bentuk kebudayaan yang dipamerkan dalam festival ini seperti seni pertunjukan, seni rupa, seni musik, hingga produk-produk kreatif khas Jatiluwih. Menurut kepercayaan, tradisi Jatiluwih dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas ketersediaan pangan di Bumi, terutama persedian padi. 

3. Ngertakeun Bumi Lamba

Tradisi Ngertakeun Bumi Lamba. (kemenparekraf.go.id)
Tradisi Ngertakeun Bumi Lamba. (kemenparekraf.go.id)

Masyarakat di Jawa Barat masih melakukan tradisi menjaga bumi hingga saat ini, yang dikenal dengan Ngertakeun Bumi Lamba atau upacara menjalankan pesan kasepuhan dengan menitipkan tiga gunung sebagai paku alam (diperlakukan sebagai tempat suci). Ketiga gunung tersebut adalah Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Wayang, dan Gunung Gede.

Konon, tradisi Ngertakeun Bumi Lamba merupakan manifestasi hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan sang pencipta. Hal ini senada dengan filosofi hidup yang dianut masyarakat Sunda, yakni memelihara alam semesta atau Mulasara Buana.  

4. Paca Goya

Panen oleh petani di Tidore. Facebook/Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Panen oleh petani di Tidore. Facebook/Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Paca Goya merupakan suatu bentuk tradisi menjaga bumi sebagai ungkapan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa karena telah memberikan hasil panen yang melimpah. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Tidore. Paca Goya sendiri diartikan sebagai tempat membersihkan keramat.

Di samping itu, tradisi Paca Goya juga dilakukan sebagai pengingat warga Kalaodi untuk tidak merusak maupun mengeksploitasi alam secara berlebihan. Bahkan, sebagai bentuk komitmen, masyarakat lokal memegang sumpah Bobeto yang artinya “siapa merusak alam, akan dirusak alam”.

5. Tradisi Sasi

Tradisi Sasi. (kaimanakab.go.id)
Tradisi Sasi. (kaimanakab.go.id)

Tradisi Sasi dilakukan oleh masyarakat di Papua dan Maluku. Tradisi ini merupakan salah satu upaya mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan yang masih diterapkan hingga hari ini. Tidak hanya di laut saja, tradisi ini juga mencakup lingkungan di darat.

Pengelolaan wilayah sasi dilakukan dengan prinsip pembukaan dan penutupan wilayah kelola dalam jangka waktu tertentu. Selama wilayah sasi sedang ditutup, tidak ada yang boleh mengambil sumber daya alam hingga tiba saatnya dibuka.

6. Mantari Bondar

Ilustrasi sungai di Indonesia. Pixabay/Udik_Art
Ilustrasi sungai di Indonesia. Pixabay/Udik_Art

Mantari Bondar merupakan tradisi yang dilakukan di Sumatera Utara dan telah turun temurun dari generasi ke generasi. Tradisi ini bertujuan menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan mengelola sumber air dengan bijaksana. Mantari sendiri berarti menteri atau pemimpin, sementara Bondar mengacu pada saluran atau aliran air.

Ketua Mantari Bondar memimpin Penjago Bondar, sebuah kelompok elit yang dipilih melalui rapat adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat. Pemilihannya berdasarkan pengetahuan soal lingkungan dan komitmen terhadap pelestarian desa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kayla Jasmine Yasmara
EditorKayla Jasmine Yasmara
Follow Us