Orang Tua Jangan Abai saat Anaknya Jadi Korban Bullying
Pelaku bullying bisa jadi sebelumnya korban perundungan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Anak-anak yang menjadi korban bullying memiliki kondisi memperihatinkan karena meninggalkan trauma yang menyerang perkembangan mental. Dalam kondisi tersebut, tidak sedikit orang tua justru mengabaikan saat anaknya melaporkan bullying yang ia terima.
Psikolog Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang mengatakan jika korban bullying bisa menjadi pelaku di kemudian hari. Sehingga peran aktif orang tua diperlukan kepada anaknya yang jadi korban bullying.
Baca Juga: Kisah Fikri, Jadi Korban Bullying hingga Jadi Gagap saat Berbicara
1. Psikolog UIN Malang menjelaskan ini yang harus dilakukan orang tua dari anak korban bullying
Psikolog UIN Malang, Fuji Astutik menjelaskan hal yang perlu dilakukan orang tua pertama kali adalah memberikan rasa aman kepada anak. Misalnya saat anak melapor karena merasa ketakutan maka orang tua harus bisa memberikan rasa aman, ditanyakan bully yang diterima anak seperti apa, berapa kali menjadi korban bully, dan sebagainya.
Orang tua harus mencari informasi lebih dalam apakah memang benar anaknya jadi korban bully. Fuji mengatakan bisa jadi itu hanya bercanda kalau cuma sekali atau dua kali. Kemudian orang tua harus memberi pengertian pada anak.
"Tapi kalau sudah lebih dari 2 kali maka anak ini jadi korban perlakuan tidak menyenangkan, kita harus mengekplorasi pikiran anak tentang perlakuan itu, apa yang dia pikirkan tentang dirinya, apa yang dia pikirkan tentang teman-teman, dan apa yang dia pikirkan tentang gurunya," jelasnya.
Kemudian orang tua harus mengkonfirmasi pada sekolah untuk didiskusikan dan mencari jalan tengah. Kalau tidak menemukan jalan tengah, sebagai orang tua harus memprioritaskan psikologis anak.
Baca Juga: Korban Bullying di Malang Trauma sampai Takut Salat Jumat