Ragam Kuliner Tradisional Suku Osing Kemiren yang Masih Hits

Banyuwangi memiliki banyak kuliner tradisional yang masih dilestarikan hingga saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari peran Suku Osing, suku asli Banyuwangi menjadi penjaga warisan budaya, termasuk kuliner. Suku Osing masih masih konsisten menggunakan bahasa Osing, memperkenalkan budaya dan masakan.
Jika ingin melihat langsung orang Osing menjaga kebudayaan, datanglah ke Desa Kemiren, desa wisata kampung Osing. Di sini pengunjung dapat berinteraksi langsung, belajar banyak hal dan mecicipin makanannya.
Jika tidak sempat berkunjung ke Desa Kemiren, kamu tetap wajib mencicipi kuliner tradisionalnya. Jangan khawatir, beragam makanan tradisional ini bahkan bisa dengan mudah ditemukan di warung makan di Banyuwangi.
Apa saja sih kuliner tradisional Suku Osing yang masih bisa dinikmati saat ini? Berikut di antaranya.
1. Pecel Pitek

Makanan tradisional khas Suku Osing pertama ada pecel pitik yang memiliki citarasa unik. Pitik artinya ayam, jadi pecel pitik adalah pecel ayam. Namun jangan bayangkan pecel dengan saus kacang, karena pecel yang ini berbeda.
Pecel pitik menggunakan ayam kampung sebagai bahan utama. Ayam terlebih dahulu dipanggang setelah setengah matang. Selanjutnya ayam disuwir-suwir atau dipotong-potong lalu dimasak dengan bumbu dan parutan kelapa sangrai. Setelah dimasak sebentar pecel pitik siap dihidangkan.
Ada satu proses unik yang sangat tradisional dalam memasak kelapa sangrainya. Ada yang menggunakan tembikar bakar dimasukkan pada kelapa sangrai yang sudah dicampur sebagian bumbu. Proses ini memberikan aroma asap pada hidangan yang membuanya menjadi lebih nikmat.
2. Ayam Kesrut

Berikutnya ada hidangan berkuah yang menyegarkan yang disebut ayam kesrut. Bahan utamanya menggunakan ayam kampung, terkadang ada yang menambahkan potongan sayur supaya lebih meriah. Sayur yang digunakna biasanya kacang panjang atau pepaya muda.
Bumbu ayam kesrut cukup sederhana, seperti membuat sayur asem. Hanya ditambah cabai merah, cabai rawit dan terasi. Jangan lupa belimbing wuluh yang memberi rasa asamnya. Ayam direbus lama supaya menghasilkan tekstur yang lembut.
Perpaduan rasa gurih, asam, pedas dan manis bisa membuat nambah nasi berkali-kali. Sajian ini pas dinikmati saat musim hujan, ditambah sambal dan pepes tahu.
3. Kue Klemben

Kue Klemben disukai karena rasanya yang gurih manis dan tekstur yang renyah. Kudapan ini paling nikmat dihidangkan dengan kopi atau teh hangat. Memiliki bentuk yang unik seperti cangkang kerang. Kue klemben bisa ditemukan di Desa Kemiren, desa wisata kampung Osing, Banyuwangi.
Di tempat lain kudapan ini dikenal dengan nama bolu kering, memang sama tapi kue klemben khas Suku Osing memiliki citarasa yang khas. Yang membuat kue klemben khas desa kemiren istimewa adalah proses pembuatannya masih menggunakan cara tradisional.
Pembuatan kue klemben masih menggunakan tungku tanah yang disebuh bengahan. Kue dipanggang di atas bara api, lalu bagian atasnya ditutup seng yang sudah dipasang sabut kelapa bakar. Proses tersebut menghasilkan aroma yang menggugah selera.
4. Nasi Tempong

Jangan mengaku suka pedas jika belum mencoba makan nasi tempong langsung di Bangywangi. Kata tempong pada nasi tempong memiliki arti tampar dalam bahasa Osing. Siapa yang makan nasi tempong akan tertampar dengan kepedasan sambalnya.
Sajian nasi tempong terdiri dari nasi putih, sayuran rebus dan bermacam lauk yang bisa dipilih. Lauk bisa ayam goreng, ikan goreng, tahu tempe dan banyak pilihan lain. Bagian paling istimewa ada pada sambalnya yang memberi rasa pedas dan segar.
Sudah tidak tahan kan ingin mencoba? eits, ini baru 4 kuliner tradisional Suku Osing. Masih banyak loh yang lain, jangan sampai kelewatan untuk mencicipi saat singgah k Banyuwangi.