TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saham Lagi Ngetrend, Ini Tips Buat Investor Pemula

Jadi, duitnya gak habis buat jalan-jalan aja

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Investasi saham semakin ngetrend di kalangan masyarakat, utamanya millennials. Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair), Puji Sucia Sukmaningrum, hal itu menjadi sesuatu yang positif. Secara tidak langsung, artinya masyarakat mulai tertarik pasar modal.

“Trend saham juga bisa sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat bahwa menabung tidak hanya bisa dilakukan dengan menyetor uang di bank,” ujarnya, Rabu (17/2/2021).

Nah, agar tidak merugi maka perlu menyimak tips mengelola uang di pasar modal versi dosen kelahiran Gresik ini.

Baca Juga: BEI: 2020 dan 2021 Momentum Kebangkitan Saham Ritel 

1. Tips pertama bagi investor pemula

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair), Puji Sucia Sukmaningrum. Dok. Humas Unair.

Bagi pemula yang baru mulai menanam saham, Puji menyarankan agar mengecek fundamental terhadap perusahaan yang akan dibeli. Caranya dengan melihat reputasi dan laporan keuangan perusahaan. Laporan ini bisa dilihat di bagian keterbukaan website Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, calon investor juga harus memilih saham yang aktif diperdagangkan dengan melihat daftar saham yang masuk dalam JII atau LQ45.

Lebih lanjut, mereka juga harus melihat analisis teknikal. Yakni dengan melihat trend harga saham secara historis. Tren saham perusaahn terbuka atau biasa disebut emiten ini juga bisa dilihat di website BEI. 

"Untuk memudahkan mau pilih saham apa, kita bisa membeli saham yang produknya kita sendiri pakai,” kata dia.

2. Ingatkan soal fluktuasi pasar saham

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Puji menjelaskan bahwa harga pasar saham sering mengalami fluktuasi karena berbagai faktor, mulai internal perusahaan maupun kondisi makro-ekonomi. Para investor perlu memiliki manajemen yang baik sebelum memilih jenis saham.

Apabila risiko berasal dari internal perusahaan, maka investor dapat minimalisir dengan investasi berbagai macam saham yang memiliki karakteristik atau sektor berbeda.

Investor dapat memilih saham yang bertahan atau stabil apabila sewaktu-waktu terjadi guncangan kondisi makro.  “Contohnya dalam kondisi pandemik saat ini, nabung saham pada perusahaan sektor barang konsumsi, farmasi, dan pertambangan banyak diminati,” tambah dia.

Baca Juga: Saham-saham BUMN Mulai Pulih setelah Ada Intervensi Pemerintah

Berita Terkini Lainnya