TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkot Madiun Lirik Produk Porang Untuk Bisnis Kuliner 

Wacanakan pengembangan nasi pecel porang

pecelweb.wordpress.com

Madiun, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun tak ingin ketinggalan dengan daerah lain dalam mengembangkan porang. Bukan tentang budidayanya, namun dalam pengolahan umbi dari tanaman yang juga disebut iles-iles ini.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan pengolahan porang yang dilakukan adalah di bidang kuliner. Beras dari umbi tanaman ini dipadukan dengan pecel yang sudah menjadi makanan khas daerah setempat.

Baca Juga: Tunggu Izin BPOM, Beras Porang Belum Bisa Diproduksi Massal 

1. Direncanakan mulai buka akhir tahun

Wali Kota Madiun, Maidi. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Nasi pecel porang sudah diujicoba. Sejumlah pihak termasuk wali kota juga telah mencicipinya. Adapun rasanya dinyatakan lebih lezat dibandingkan makanan berbahan beras padi. Selain itu, kandungan seratnya juga lebih tinggi.

Oleh karena itu, kedai makanan yang menjual aneka jenis makanan berbahan dasar porang diwacanakan dibuka di Jalan Pahlawan. Rencana itu telah dikomunikasikan dengan pihak kelompok tani dan Dinas Perdagangan.

"Rencana ini akan direalisasikan sebelum akhir tahun. Tujuannya juga untuk menjaga harga porang," ujar Maidi, Rabu (10/11/2021).

2. Berdalih turut menjaga kestabilan harga

Umbi porang yang dipanen petani di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Apalagi, wilayah Kabupaten Madiun menjadi salah satu sentra pengembangan porang. Tingkat produksinya terus meningkat dari waktu ke waktu lantaran terbukti mampu mendongkrak perekonomian petani. 

Namun, menurut Maidi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi penurunan harga yang signifikan. Ini sebagai dampak semakin banyaknya produk umbi porang. "Dulu sempat Rp 12 ribu per kilogram, tapi sekarang Rp 5 ribu. Maka, kami ingin ikut menjaga kestabilan harga di tingkat petani," Maidi menjelaskan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bilang Porang Bisa Gantikan Beras, Apakah Lebih Sehat?

Berita Terkini Lainnya