TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cabai Rawit Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Jember Selama Januari

Curah hujan tinggi diduga jadi penyebab gagal panen cabai

Ilustrasi cabai rawit (IDN Times/Umi Kalsum)

Jember, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mencatat, komoditas cabai rawit menjadi penyumbang inflasi tertinggi di kabupeten tersebut selama Januari 2021. Bukan cuma di Jember, angka inflasi cabai rawit jadi yang paling tinggi di 7 kota lain di Jawa Timur (Jatim), antara lain Banyuwangi, Sumenep, Kediri, Malang, Probolinggo, Madiun, dan Surabaya.

1. Dipengaruhi curah hujan yang cukup tinggi

Rilis data BPS Jember selama Januari 2021. IDN Times/Istimewa

Cabai rawit mengalami presentasi perubahan harga tertinggi hingga 56, 8 persen dengan sumbangan inflasi 0,14 persen se-Jawa Timur. Urutan kedua perubahan harga tertinggi di sektor transportasi jalan tol 25,4 persen. Kemudian urutan ketiga komoditas pangan tempe 11,82 persen dan tahu mentah 10,7 persen.

"Di Jember, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi bulan Januari 2021 adalah cabai rawit, tempe, pemeliharaan servis, cat tembok, susu bubuk, tahu
mentah, pengharum cucian, pelembut pakaian, tongkol diawetkan, kacang panjang, dan
cakalang diawetkan," papar Kasi Statistik Distribusi BPS Jember, Candra Birawa saat konferensi pers via Zoom, Senin (1/2/2021).

Candra melanjutkan, cabai rawit menjadi penyebab inflasi tertinggi karena kondisi curah hujan yang cukup tinggi, serta menurunnya pasokan di pasar selama satu bulan terakhir.

"Cabe rawit di Jember mengalami persentase perubahan harga hingga 28,3 persen jadi penyumbang inflasi tertinggi selama musim penghujan," ujarnya.

Baca Juga: Harga Telur Anjlok, Peternak Ayam di Kota Malang Menjerit

2. Tahu dan tempe jadi penyumbang inflasi karena mahalnya kedelai impor

shutterstock.com/Amallia Eka

Selain itu, komoditas makanan tradisional berbahan kedelai seperti tempe dan tahu juga menjadi penyumbang inflasi tertinggi kedua di Jember selama Januari 2021. Hal ini disebabkan produsen tempe dan tahu masih bergantung pada kedelai impor dengan harga yang cukup mahal.

"Kelompok makanan, tempe, tahu bahan kedelainya mengalami kenaikan sehingga produk tempe dan tahu terimbas. Meski di pasaran harga per potong sama, tapi ukurannya lebih kecil dibandingkan biasanya," ujarnya.

Secara keseluruhan, selama Januari 2021 Kabupaten Jember mengalami Inflasi sebesar 0,25 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,75 persen. IHK merupakan indikator ekonomi untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi atau deflasi) di tingkat konsumen. Semetara Jawa Timur sendiri mengalami inflasi sebesar
0,32 persen.

"Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi, ini karena dampak dari pandemik. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Madiun sebesar 0,60 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep dan Kota Malang masing-masing sebesar 0,06 persen," jelasnya.

Baca Juga: Terendah dalam 3 Tahun Terakhir, Inflasi Jatim 1,44 Persen pada 2020 

Berita Terkini Lainnya