TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Produksi Gula Jatim Naik, Genjot Petani Tebu Pakai Teknologi Baru

Biar tahun depan capai taget

Teknologi tebang angkut di Pameran Sugarex Indonesia 2022. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Surabaya, IDN Times - Produksi gula di Jawa Timur (Jatim) selama 2022 mengalami kenaikan. Hal itu ditengarai meningkatnya hasil panen tebu. Kendati begitu, peningkatan tidak terlalu signifikan. Sebab masih banyak petani yang belum memanfaatkan teknologi terkini.

Baca Juga: Jokowi yakin Swasembada Gula Terwujud 5 Tahun ke Depan

1. Gula meningkat tahun ini daripada tahun lalu

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Heru Suseno. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Peningkatan produksi gula itu dibeberkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Heru Suseno. Selama tahun 2022 ini, produksi gula Jatim sudah mencapai 1,198 juta ton. Angka ini naik tipis dibanding tahun lalu. Yakni sebanyak 1,098 ton.

"Target kita ada kenaikan, kalau tahun ini 1,198 juta ton, tahun depan bisa 1,2 juta ton," ujarnya saat ditemui di Sugarex Indonesia 2022 di Dyandra Covention Surabaya, Rabu (23/11/2022).

Naiknya produksi gula ini, sambung Heru, seiring dengan banyaknya tebung yang tergiling. Data Dinas Perkebunan Jatim, ada seluas 198 ribu hektare tebu yang tergiling. Sementara tahun 2022, ada 203 hektare tebu yang tergiling.

"Kalau melihat potensi sekarang dengan harga gula yang naik, maka ini menjadi penyemangat petani kita untuk lebih banyak menanam tebu," kata Heru.

2. Peningkatan terjadi banyak petani yang alih lahan, tapi masih konvensional

Ketua KADIN Jatim, Adik Dwi Putranto. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Kenaikan ini, disebabkan banyak petani padi yang berpindah ke tebu. Sehingga lahannya kian luas. "Saya prediksi tahun 2023 itu ada kenaikan dan gula baik. Asal pabrik gula kita di Jatim ini betul-betul menerima gula di Jatim yang bagus. Kita ada standar, misalnya gula (tebu) yang sudah matang harus ditebang. Manis  bersih dan segar itu harus betul," katanya.

Tapi sayangnya, masih banyak petani yang belum memanfaatkan teknologi terbarukan. Heru pun tertarik agar KADIN, pengusaha atau industri gula berkolaborasi memberikan teknologi kepada petani. Seperti teknologi tebang angkut yang dipamerkan di Sugarex 2022.

"Petani kita rata-rata masih konvensional, makanya saya tertarik dengan proses tebang angkut. Kalau misal ada alat seperti itu yang difasilitasi pabrik gula bisa menjadi  peluang petani bisa lebih produktif," kata Heru.

"Kalau petani tidak mampu jadi pabrik gula itu kan membina petani di wilayahnya dan nanti binaannya difasilitasi. Misal pabrik beli dan digunakan (petani)," dia menambahkan.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Bedanya Gula Aren, Gula Merah, dan Brown Sugar

Berita Terkini Lainnya