TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Impor Turun, Neraca Perdagangan Jatim Surplus pada Oktober 2020

Surplus sektor nonmigas perlu ditingkatkan

Ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Berbeda dengan ekpsor yang dipastikan naik 0,38 persen pada Oktober 2020, impor Jawa Timur (Jatim) turun 17,51 persen. Yaitu dari USD 1,75 miliar pada September 2020 menjadi USD 1,44 miliar pada Oktober 2020. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja sektor migas dan nonmigas.

1. Migas turun 22,45 persen, nonmigas turun 16,41 persen

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, impor migas ke Jatim pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 22,45 persen, dari USD 318,15 juta menjadi USD 246,72 juta. Impor migas menyumbang 17,10 persen dari total impor Jatim selama Oktober.

"Impor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 16,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari USD 1,43 miliar menjadi USD 1,20 miliar. Impor nonmigas menyumbang 82,90 persen total impor Oktober 2020 ke Jawa Timur," ujarnya dalam rilis resmi, Senin (16/11/2020).

Baca Juga: Ekspor Jatim Naik 0,38 Persen pada Oktober 2020, Katoda Paling Laris

2. Negara impor yakni Tiongkok

Ilustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)

Menurut negara asal barang impor nonmigas, maka Tiongkok tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jatim yang terbesar selama Oktober 2020, baik di antara negara-negara Asia maupun dunia dengan peranan sebesar 30,18 persen. Disusul Hongkong dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pasar impor nonmigas sebesar 7,66 persen dan 6,83 persen.

"Nilai impor nonmigas dari Tiongkok bulan Oktober 2020 sebesar USD 360,96 juta, diikuti impor nonmigas dari Hongkong sebesar USD 91,61 juta serta impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar USD 81,66 juta," terang Dadang.

3. Komoditas terbanyak bahan bakar motor tanpa timbal

Ilustrasi (Pixabay)

Komoditas bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Oktober 2020. Nilainya sebesar USD 103,72 juta atau turun 15,42 persen dibanding bulan sebelumnya dan komoditas tersebut mayoritas diimpor dari Singapura USD 47,55 juta.

Peringkat kedua ditempati oleh komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan dengan nilai impor sebesar USD 86,17 juta atau naik 87,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan tersebut mayoritas diimpor dari Hongkong USD 81,90 juta.

"Peringkat ketiga adalah komoditas anggur segar dengan nilai sebesar USD 40,64 juta atau naik sebesar 26,55 persen dari bulan sebelumnya. Komoditas ini dominan didatangkan dari Tiongkok yaitu dengan nilai impor sebesar USD 39,83 juta," jelas Dadang.

Baca Juga: Impor Jatim Naik, Neraca Perdagangan Defisit USD 476,75 juta

Berita Terkini Lainnya