TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Cabai Rawit, Telur dan Minyak Goreng Kompak Melangit Saat Nataru

Libur makan sambel dulu gaes

Ilustrasi Cabai Rawit. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Surabaya, IDN Times - Harga beberapa kebutuhan pokok di Jawa Timur (Jatim) terpantau melangit memasuki momen Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Komoditas yang mengalami kenaikan, ialah minyak goreng, telur ayam ras dan cabai rawit.

1. Cabai rawit Rp80 ribu, telur ayam ras Rp29 ribu dan minyak goreng curah Rp18 ribu

Harga telur saat ini mulai berangsur membaik setelah sebelumnya sempat anjlok drastis. IDN Times/Alfi Ramadana

Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per Rabu (29/12/2021), harga rata-rata cabai rawit Rp80.004. Harga rata-rata tertinggi Rp95.000 di Sumenep. Sementara rata-rata terendah Rp68.666 di Situbondo.

Kemudian untuk harga rata-rata telur ayam ras, Rp29.038. Harga rata-rata tertinggi Rp32.000 di Lamongan, harga rata-rata terendah Rp26.000 di Bondowoso. Sedangkan harga rata-rata minyak goreng curah Rp18.839. Harga rata-rata tertinggi Rp20.333 di Lumajang dan harga rata-rata terendah Rp17.000 di Magetan.

Baca Juga: Harga Telur Tulungagung Tembus Rp30 Ribu per Kg, Warga Pilih Sortiran

2. Cabai rawit naik karena musim hujan

Pedagang sayur melayani pembeli cabai di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Selasa (9/3/2021) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh musim hujan. Banyak tanaman cabai yang rusak dan gagal panen akibat curah hujan yang tinggi.

"Cabai itu punya tendensi naik di musik hujan, karena kegagalan panen. Jadi hukum suplai demand, pada musim tertentu akhirnya harga naik,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Emil, pemprov melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi naiknya harga cabai saat musim hujan. Di antaranya mendorong industri besar maupun UMKM untuk menyerap cabai saat jumlah panen surplus menjadi sambal kemasan.

“Kita mendorong industri yang bisa menyerap cabai untuk diolah menjadi kemasan. Selain itu, lemprov juga melalui Disperindag Jatim membuka ruang untuk rumah tangga menanam cabai di rumah sendiri," kata dia.

"Namun, secara kuantitas memang belum memenuhi kebutuhan rumah tangga. Situasi ini harus dihadapi. Kesulitan kita, saat operasi pasar pun cabai ini memang barangnya gak ada. Ini bukan permainan suplier, memang situasi kenyataan di lapangan,” dia menambahkan.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Jember Rp70 Ribu per Kg, Petani Pilih Panen Muda

Berita Terkini Lainnya