Informasi Terbaru Ranu Manduro, Sabana Berlatar Gunung Penanggungan

Ranu Manduro merupakan tempat wisata alam yang berlokasi di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Akhir-akhir ini Ranu Manduro memang tidak terlalu banyak dibicarakan, namun bukan berarti keindahannya luntur. Tempat ini menawarkan pemandangan alam yang memesona, dengan perpaduan padang rumput hijau, bebatuan besar, dan panorama Gunung Penanggungan.
Berikut ini informasi terbaru Ranu Manduro yang wajib diketahui sebelum berkunjung:
1. Asal Mula Ranu Manduro

Ranu Manduro sebenarnya bukan terbentuk alami, melainkan bekas area tambang yang sudah tidak digunakan. Setelah aktivitas penambangan diberhentikan, tempat ini secara tanpa disengaja berubah menjadi hamparan padang rumput hijau dengan genangan air yang menyerupai danau. Perubahan inilah yang menjadikannya destinasi wisata unik dan menarik untuk dikunjungi.
Keindahan Ranu Manduro sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000-an. Tetapi baru mulai mencuri perhatian pada tahun 2020, setelah banyak foto dan vidio yang memperlihatkan keindahan tempat ini. Viralnya keindahan Ranu Manduro membuat jumlah pengunjung tidak terkontrol, hal tersebut akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan. Sehingga membuat Ranu Manduro sempat ditutup pada 28 Februari 2020.
2. Ranu Manduro Saat ini

Meskipun sudah dibuka kembali, beberapa waktu terakhir Ranu Manduro tidak terlalu banyak dibicarakan. Bukan berarti keindahan tempat ini telah luntur, bahkan kondisi Ranu Manduro saat ini semakin membaik. Dengan minimnya pengunjung membuat Ranu Manduro semakin terlihat Hijau dan estetik, kamu juga bisa dengan bebas mengeksplorasi Ranu Manduro karena tidak ada kepadatan pengunjung seperti dulu. Selain itu suasananya yang sepi, membuat tempat ini menjadi tenang dan terlihat lebih asri.
Ranu Manduro tidak memiliki berbagai wahana atau fasilitas untuk wisatawan, namun tempat ini menyuguhkan pemandangan yang sangat indah. Bahkan, karena keindahannya, tempat ini sampai disebut-sebut mirip dengan Lanskap Selandia baru. Ungkapan tersebut bukan hanya isapan jempol belaka, tetapi Ranu Manduro benar-benar memiliki pemandangan yang mirip Lanskap dengan versi yang berbeda.
Sama seperti Lanskap, tempat ini juga menyajikan pemandangan rumput hijau dan bebatuan besar dengan pemandangan gunung yang menakjubkan. Sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat piknik atau berfoto. Tempatnya yang indah akan membuat foto yang diambil memiliki hasil yang bagus, membuatnya menjadi surga bagi fotografer. Namun perlu diketahui bahwa, Ranu Manduro paling cocok dikunjungi saat musim hujan, karena pada musim kemarau tempat ini terlihat kering dan cukup panas yah.
3. Belum Menjadi Destinasi Wisata Resmi

Meskipun sempat viral dan mengalami lonjakan pengunjung, sampai saat ini Ranu Manduro belum menjadi destinasi wisata resmi di Mojokerto. Oleh karena itu, fasilitas di tempat ini masih sangat minim. Buat kamu yang hendak berkunjung disarankan untuk membawa perlengkapan sendiri, seperti makanan, air minum, dan tikar.
Meskipun tidak dikelola secara resmi, Ranu Manduro dikelola oleh warga sekitar. Warga Desa Manduro bergotong untuk menjaga tempat ini supaya tidak rusak. Selain itu, warga juga menjaga keamanan serta menyediakan tempat parkir buat kamu yang ingin berkunjung. Kamu perlu membayar Rp5 ribu saja kepada warga yang mengelola untuk memasuki Ranu Manduro.
Ranu Manduro menawarkan pemandangan yang luar biasa, mirip dengan Lanskap Selandia Baru. Namun, keindahan ini perlu untuk kita jaga bersama-sama. Sebagai penunjung, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak merusak lingkungan dan menjaga kebersihan area Ranu Manduro. Ayo, rencanakan kungjunganmu ke Ranu Manduro sekarang juga!