Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Klub Bola Amputasi Banyuwangi, dari Desa Mimpi Bisa Perkuat Timnas

Pemain Sepak Bola Amputasi Indonesia Banyuwangi berlatih. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Banyuwangi, IDN Times - Persawangi, Persatuan Sepak Bola Amputasi Banyuwangi, adalah sebuah tim sepak bola amputasi yang baru saja dihidupkan kembali setelah beberapa tahun mati suri.  Tim ini sudah diakui oleh Indonesia Amputte Football (INAF) dan World Amputee Football Federation sejak tahun 2020. 

1. Pernah ikuti turnamen dengan modal pas-pasan

Pemain Sepak Bola Amputasi Indonesia Banyuwangi berlatih. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Persawangi Banyuwangi rupanya juga pernah berlaga di beberapa pertandingan resmi seperti turnamen Trofeo Jember beberapa tahun lalu. Namun, mereka harus tersingkir karena kurangnya pemain dan alat yang memadai. Selain itu, para pemain yang ada sudah digerogoti usia. 

"Saat itu baru 3 hari latihan langsung main, dan bahkan kita tidak punya pemain pengganti. Sehingga gugur," kata Ketua Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia, (PSAI) Banyuwangi, Temon, Senin (3/4/2023).

Tandang di kandang orang pada turnamen itu juga terbilang nekat. Temon mengakuinya pula, bahwa saat itu persiapan sangat minim. Modal nekat langsung berangkat, maka hasilnya pun juga mengecewakan.

Ditambah lagi perbedaan fasilitas atlet sangat jauh berbeda. Di mana biasanya atlet pakai tongkat khusus olahraga, para pemain dari Banyuwangi ini justru pakai tongkat medis. Bahkan, saat itu ada insiden patah tongkat saat terbentur bola.

"Lah musuhnya pakai tongkat sport harganya Rp2,5 juta. Sementara dari pemain kita hanya pakai tongkat medis di apotek itu yang harganya Rp90 ribu. Kena bola patah pula," ungkap Temon.

2. Gak gampang cari pemain, tahun ini sudah punya 2 pemain cadangan

Pemain Sepak Bola Amputasi Indonesia Banyuwangi berlatih. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Namun, harapan kini kembali tumbuh di tahun 2023, di mana tim Persawangi kembali aktif dan sudah terkumpul 13 orang personel yang didukung oleh 2 orang manajemen. Beberapa hari terakhir ini, tim bola tersebut mulai nampak berlatih secara intens, pelatih khusus pun juga dilibatkan. 

Mencari pemain punt tidak semudah rekrutmen sepakbola normal pada umumnya. Karena ada kriteria dan spesifikasi khusus agar seseorang bisa bergabung dengan tim ini. Selain itu, banyak kendala yang dihadapi untuk membina tim khusus ini.

Selain kekompakan, perbedaan kekurangan fisik juga sangat berpengaruh untuk membangun mobilitas yang dibutuhkan dalam olahraga. Terkadang, beberapa diantaranya masih terlihat tidak all out karena belum percaya diri dengan kondisinya.

Melalui latihan ini, mereka berusaha memperkenalkan Sepakbola Amputasi dan menarik perhatian publik agar yang belum tahu menjadi tahu tentang Persawangi. Diharapkan, tim dengan kebutuhan khusus seperti ini juga bisa memiliki pendukung nantinya. 

"Makanya sengaja latihan di lapangan yang ramai, di spot-spot ikon ini untuk menarik perhatian. Supaya yang belum tahu menjadi tahu Persawangi," kata Manajer Tim Persawangi, Indah Tukiman

3. Ambisi masuk pemain Timnas Indonesia meski hanya dari pelosok desa

Pemain Sepak Bola Amputasi Indonesia Banyuwangi berlatih. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Salah satu pemain Persawangi Banyuwangi, Nanang (25) sedang merasa bersemangat dengan latihan yang dilakoninya beberapa waktu terakhir. Alih-alih sekedar olahraga cari keringat, Nanang bahkan menargetkan kursi Timnas Indonesia untuk sepakbola difabel ini.

Seminggu tiga kali, Nanang kerap dijumpai berlatih fisik di lapangan Muncar. Selain itu, Nanang juga berlatih keras untuk melakukan tendangan keras dengan satu kaki, namun memiliki akurasi yang lebih baik dari pemain normal. 

"Sudah begini keadannya, jadi ya diterima saja dan percaya diri. Saya yakin dan optimis, sehingga saya berlatih keras," tegasnya.

Menurut Nanang, komposisi pemain yang ada saat ini memiliki latar belakang tersendiri. Sebab mereka menyandang status disabilitas pun juga berbeda-beda. Beberapa memang sudah bawaan lahir, beberapa dari sebuah insiden kecelakaan.

"Kita terus maju saja, terus latihan hingga nanti bisa membawa pulang hasil. Disitu mungkin pengakuan akan menyusul. Kami yakin dengan potensi kita," ungkap Nanang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agung Sedana
EditorAgung Sedana
Follow Us