Kilas Balik Karier Robertino Pugliara Sebelum Kena Tekel Keras Hamisi

Persebaya Surabaya sedang menyoroti permainan kasar yang dilakukan pemain PSS Sleman, Wahyudi Hamisi, setelah berduel pada pekan ke-27 Liga 1 Indonesia 2023/2024. Ini disebabkan pemain 26 tahun itu melakukan tindakan yang berpotensi membunuh karier bintang Persebaya, Bruno Moreira. Hamisi menendang bagian kepala sang bintang pada Senin (4/3/2024).
Persebaya rupanya tidak terima dengan cara bermain yang dilakukan pemain PSS tersebut. Pasalnya, mereka memiliki kenangan pahit saat playmaker andalan, Robertino Gabriel Pugliara, mesti gantung sepatu lantaran ulah Hamisi. Karier pemain asing asal Argentina itu benar-benar berakhir usai menerima tekel maut yang dilakukan Hamisi di kompetisi musim 2017/2018.
1. Robertino Pugliara adalah pemain yang disegani di Indonesia

Robertino Pugliara merupakan pemain asing yang disegani di Indonesia. Itu karena pemain kelahiran Buenos Aires ini mempunyai keahlian di atas rata-rata dari kebanyakan pemain asing lainnya. Robertino adalah gelandang serang yang piawai dalam mengolah si kulit bundar dengan cara menawan.
Anggapan tersebut didukung setelah Robertino melanglang buana bersama banyak klub besar di Liga Indonesia. Ia tercatat pernah membela Persija Jakarta, Persipura Jayapura , PSM Makassar, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya. Robertino selalu menjadi magnet saat menghabiskan kariernya bersama kelima klub tersebut.
2. Berkostum Persebaya pada musim 2017/2018

Robertino Pugliara berkostum Persebaya saat menyongsong Liga 1 Indonesia 2017/2018. Ia berstatus pemain baru saat itu setelah diboyong dari klub Liga India, FC Pune City. Menariknya, Robertino langsung menjadi pemain kunci Persebaya dengan seluruh pengalaman panjang yang dimiliki.
Pada 2017/2018, Robertino berhasil masuk dalam skuad inti Persebaya ketika masih dibesut pelatih asal Argentina, Angel Alfredo Vera. Sang pemain kala itu berkontribusi besar dengan catatan 1 gol 5 assist dari 22 penampilan (1.678 menit bermain). Namun, sayang, Robertino hanya bertahan semusim di Persebaya usai memutuskan pensiun lantaran cedera.
3. Tekel horor Wahyudi Hamisi menyudahi karier Robertino Pugliara hingga pensiun

Gantung sepatunya Robertino Pugliara bersama Persebaya terjadi pada 31 Desember 2018. Ketika itu, sang pemain mengalami cedera parah sehingga tak mampu melanjutkan karier sebagai atlet profesional. Dikutip beberapa sumber, Robertino ternyata mengalami cedera patah tulang fibula.
Wahyudi Hamisi adalah sosok pelaku dalam tamatnya karier Robertino. Itu terjadi ketika pertandingan Borneo FC versus Persebaya berlangsung di Liga 1 Indonesia 2017/2018. Ketika itu, Hamisi yang berstatus pemain Borneo melakukan tekel mematikan dari belakang dengan posisi kaki menggunting kepada Robertino. Playmaker Persebaya itu pun seketika terkapar hingga ditarik keluar lapangan.
4. Persebaya kembali menyoroti Wahyudi Hamisi lantaran mengulang tekel horor pada 2023/2024

Alih-alih sadar pada kesalahan masa lalunya, Wahyudi Hamisi malah melakukan kesalahan yang nayris serupa saat berkiprah di Liga 1 Indonesia 2023/2024. Ini terjadi dalam laga Persebaya versus PSS Sleman pada pekan ke-27. Dalam laga itu, Hamisi menendang kepala bintang Persebaya, Bruno Moreira.
Bila melihat kejadian langsung, Hamisi memang melakukan tendangan yang sekilas tidak begitu keras. Akan tetapi, itu tetap merupakan sebuah keputusan yang tidak layak diambil oleh seorang pemain profesional. Sebab, tindakan ini melanggar aturan fair play dalam olahraga sekaligus berpotensi membunuh karier pemain yang jadi korban.
Persebaya pun mengecam tindakan berbahaya yang dilakukan Hamisi melalui akun media sosial resminya. Mereka menyesalkan tidak ada hukuman tegas dari sang pengadil lapangan saat pertandingan Persebaya versus PSS tengah berlangsung. Persebaya melakukannya karena ingin tiap wasit lebih tegas untuk membuat keputusan demi menjunjung tinggi nilai sportivitas sepak bola.
5. Wahyudi Hamisi telah mengumumkan permohonan maaf secara terpihak

Dampak dari kecaman Persebaya tersebut ternyata langsung direspons oleh PSS Sleman. Mereka akhirnya membuat video singkat permohonan maaf kepada Persebaya pada Selasa (5/3/2024). Dalam video itu, Hamisi sekaligus keluarga besar PSS mengucapkan permohonan maaf kepada Bruno Moreira dan Persebaya.
Walau demikian, permohonan maaf tidak bisa menjadi akhir dari segalanya. Sebab, kejadian seperti ini sudah selayaknya menjadi pembelajaran bagi seluruh pengurus dalam jajaran tertinggi di sepak bola Indonesia. Itu mesti dilakukan agar meningkatkan kualitas seluruh komponen, meliputi kinerja wasit, aturan hak perlindungan pemain, dan lain-lainnya. Dengan begitu, harapan sepak bola Indonesia yang menjunjung tinggi nilai sportivitas bisa jauh lebih baik ke depannya.
Semoga kejadian yang dilakukan Wahyudi Hamisi kepada dua pemain Persebaya Surabaya, Robertino Pugliara dan Bruno Moreira, tidak terulang kembali di sepak bola Indonesia. Ini seharusnya menjadi yang terakhir kali.