Tiga Pakar ITS Rancang Inovasi Alat Deteksi Dini Tsunami
Diharapkan dapat pendanaan pengembangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Tiga Pakar Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Amien Widodo, Juan Pandu Gya Nur Rochman dan Kharis Aulia Alam membuat inovasi alat pendeteksi tsunami. Alat ini diberi nama Senopati, singkatan dari Sepuluh Nopember Pendeteksi Awal Tsunami.
Baca Juga: Soal Potensi Gempa dan Tsunami di Jatim, Ini Pemaparan Pakar
1. Prinsip refleksi gelombang
Amien menjelaskan, Senopati bekerja dengan menggunakan prinsip refleksi gelombang, di mana ketinggian dari muka air bisa diukur oleh sensor untuk mendeteksi datangnya tsunami. "Karena tsunami itu menyebabkan air laut surut, jadi kita lihat kalau ada air surut di waktu tertentu itu tanda adanya peringatan dini terhadap tsunami,” ujarnya, Minggu (13/6/2021).
Lebih lanjut, prinsip yang digunakan pada refleksi gelombang diaplikasikan dalam dua sensor yaitu sensor ultrasonik dan sensor doppler. Gelombang ultrasonik mampu mendapatkan jarak pemantul gelombang dengan menggunakan prinsip Time of Light atau ToF yakni metode yang digunakan untuk mengukur jarak antara sensor dan objek.
Sementara itu, sensor doppler memanfaatkan gelombang ultrasonik yang ditembakkan kepada objek. Kemudian menghitung pergeseran frekuensi yang diterima sebagai nilai kecepatan benda bergerak. "Apabila ketinggian muka airnya surut dengan cepat, alat ini akan memberi tahu bahwa akan ada tanda-tanda terjadinya tsunami,” terangnya.
Baca Juga: BPBD Pacitan Giatkan Lagi Simulasi Menghadapi Tsunami