STP Otomotif ITS, Kembangkan Kendaraan Listrik Tanpa Awak

Banyak tantangan dalam mengembangkan kendaraan listrik

Surabaya, IDN Times - Industri kendaraan listrik terus berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu pengembang motor listrik di Indonesia adalah Science Techno Park (STP) Otomotif Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

STP Otomotif ITS mengembangkan berbagai macam jenis kendaraan listrik. Mulai dari sepeda motor, trail, mobil listrik, kendaraan listrik tanpa awak, bus listrik, hingga kendaraan roda tiga pengangkut sampah. Salah satu yang telah diproduksi massal adalah motor listrik bermerek GESITS.

1. Sejumlah produk kendaraan lisrrik ITS

STP Otomotif ITS, Kembangkan Kendaraan Listrik Tanpa AwakBus Listrik buatan tim Otomotif ITS. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Manajer STP Otomotif ITS, Bambang Sudarmanta mengatakan, setidaknya ada sekitar 5 motor listrik yang kini dikembangkan ITS. Mulai dari konversi CB 100, CB 150, motor Trail listrik, E-Sclamber, Konversi listik Yamaha Scorpio dan GESITS.

"GESIST sejak awal sudah bermitra dengan industri sehingga produk kita sudah jadi dan memiliki kinerja yang baik, dan dibutuhkan pasar, sama mitra industri langsung diproduksi massal," ujar Bambang ditemui di STP Otomotif ITS, Jumat (28/10/2022).

Sementara, mobil listrik yang kini dikembangkan ITS adalah I-CAR ITS yakni kendaraan listrik roda empat tanpa pengemudi, konversi listrik Calya, Prototipe Plug In Hybrid EV Roadster, bus listrik hingga kendaraan roda tiga pengangkut sampah.

"Dari produk-produk kita itu, sudah ada yang mass production, itu GESITS, diproduksi terbatas itu E-Trail, ada yang masih prototipe dan yang masih desain," ungkap dia.

Sebagai institusi pendidikan, ITS terus mengembangkan kendaraan listrik. Dengan Sumber Daya (SDM) yang cukup banyak, mulai dari dosen hingga mahasiswa, STP Otomotif ITS terus melakukan inovasi, baik desain hingga performa.

"Ini kita juga melangkah maju untuk melakukan terobosan desain, kita juga awali dengan studi kebutuhan pengguna, jadi sebetulnya yang diinginkan masyarakat apa," tutur dia.

Baca Juga: Paten Motor Bebek Listrik Honda Bocor, Desainnya Mirip Super Cub

2. Sejumlah tantangan yang dihadapi mengembangkan mobil listrik

STP Otomotif ITS, Kembangkan Kendaraan Listrik Tanpa AwakSejumlah kendaraan listrik buatan tim ITS. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Bambang menjelaskan, tantangan pengembangan kendaraan listrik saat ini adalah bagaimana harganya mudah dijangkau tapi juga performanya bagus. Mengingat, hingga saat ini harganya masih relatif mahal.

"Kendaraan listrik ini, komponen utamanya berupa batrai, memegang kontribusi (harga) 25 sampai 40 persen, jadi misal kendaraan itu harganya Rp10 juta, harganya itu bisa sampai Rp2,5 juta sampai 4 juta," jelas Bambang.

Selain harganya yang mahal, jangka waktu penggunaan baterai juga tidak panjang. Baterai kendaraan listrik berjangka waktu 4 sampai 7 tahun.

"Kalau nanti dioprerasikannya dengan tidak baik, itu bisa lebih pendek (umur batrai), itu yang saat ini paling banyak diperbincangkan," katanya.

ITS sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan kendaraan listrik, terus melakukan riset agar baterai motor listrik mudah dijangkau, serta memiliki umur penggunaan yang cukup panjang.

"Kami terus melakukan riset, penelitian terkait dengan bagaimana baterai ini bisa lebih murah, panjang umurnya, kita harus bahu membahu untuk memperbaiki kekurangan," terang Bambang.

3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan kendaraan listrik

STP Otomotif ITS, Kembangkan Kendaraan Listrik Tanpa AwakMotor listrik buatan tim ITS. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Bambang menuturkan, kendaraan listrik memang cukup baik digunakan di jalan karena dirasa dapat mengurangi emisi karbon. Biaya operasionalnya pun cukup murah.

"Untuk investasi awal memang mahal. Mengurangi biaya produksi, apa yang bisa didukung oleh pemerintah," ungkap dia.

Kendalanya selain harga mahal, stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia masih belum banyak. Sehingga perlu untuk memperbanyak stasiun pengisian kendaraan listrik.

Selain itu, karena belum banyak kendaraan listrik di Indonesia, belum banyak pula suku cadang kendaraan listrik didapatkan dengan mudah. Namun, suku cadang kendaraan listrik bisa didapat melalui platform penjualan online.

"Jadi, suku cadang dipengaruhi jaringan dari dealer kendaraan, atau produsen, kendaraan kalau masih baru, jaringan ketersediaan suku cadang tidak semasif kendaraan konvensional," ucap dia.

Begitu juga dengan bengkel bengkel kendaraan listrik. Bengkel kendaraan listrik hanya dapat ditemui dealer kendaraan listrik di mana masyarakat membeli. "Kita juga melakukan bimbingan teknis ke beberapa bengkel-bengkel di Surabaya untuk mengenalkan kendaraan listri," pungkasnya.

Baca Juga: Mobil Dinas Listrik, Dosen ITS: Butuh Fasilitas Pendukung

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya