TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Banyak Rel Anjlok, Mahasiswa ITS Bikin Inovasi Ini

Kalau benerin nilai anjlok, bisa kak?

Dok. IDN Times/ Istimewa

Surabaya, IDN Times - Kecelakaan Kereta Api (KA) masih kerap kali terjadi. Penyebabnya masih didominasi anjloknya perlintasan atau rel KA. Melihat fenomena tersebut, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Virbyansag Achmadan Nurrohman termotivasi membuat salah satu inovasi. Yakni menciptakan alat pemantau dan identifikasi rel KA.

Byan sapaan akrabnya, mengatakan kalay pengecekan kelayakan rel KA sesuatu yang riskan. Betapa tidak, jumlah kereta ukur yang digunakan PT KAI untuk memeriksa kelayakan rel tidak seimbang dengan anjang rel yang diperiksa. "Imbasnya pemeriksaan rel hanya dapat dilakukan enam bulan sekali,” ujarnya.

1. Manfaatkan sensor akselerometer untuk identifikasi kondisi rel

Dok. IDN Times/ Istimewa

Mahasiswa Departemen Teknik Komputer ini menjelaskan, berdasarkan studi penelitiannya, kondisi rel kereta api dapat diperiksa melalui getaran yang dihasilkan oleh kereta saat melintasi rel tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah alat yang dapat mengintegrasikan sensor akselerometer sebagai pembaca getaran kereta api ketika melintas di atas rel.

Dalam prosesnya, sensor akselerometer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor akselerometer digital ADXL345. Sensor ini mampu mengukur getaran vertikal, horizontal dan lateral. “Dari ketiga getaran ini akan diolah untuk mengidentifikasi kondisi rel kereta yang dilewati,” beber mahasiswa yang akan diwisuda pada Minggu (22/9) besok.

Baca Juga: Miris, Kereta MRT Jadi Objek Vandalisme Orang Tidak Bertanggung Jawab

2. Hasil sensor langsung divisualkan di komputer yang bisa dipantau oleh petugas jaga

Dok. IDN Times/ Istimewa

Byan menambahkan alat tersebut juga dilengkapi Global Positioning System (GPS) yang digunakan untuk mengetahui lokasi, waktu, dan kecepatan dari kereta yang diukur. Sensor akselerometer dan GPS yang digunakan pada alat ini dijalankan menggunakan Single Board Computer (SBC) model Raspberry Pi. "Sehingga dapat memvisualisasikan data seperti halnya pada komputer personal,” papar Byan.

Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT),, data yang telah diperoleh akan langsung dikirimkan melalui internet ke database. “Sehingga data yang diperoleh langsung dapat diamati oleh petugas perawatan rel secara real time,” kata Byan.
 

Baca Juga: Kirim Robot Terbang ke Turki, ITS Incar 3 Besar 

Berita Terkini Lainnya