Lamongan, IDN Times- Bagus Dwi Saputra. Bocah yang masih berusia tujuh setengah tahun ini hanya bisa berbaring lemas di tempat tidur. Tubuh Bagus semakin melemah akibat penyakit tumor otak yang terus menggerogoti.
Bagus sendiri mengidap penyakit tumor otak sejak 5 bulan terakhir ini. Penyakit yang diderita membuat bocah yang masih duduk di bangku sekolah kelas I Madrasah Ibtidaiyah (MI), Dusun Moyoruti, Desa Sidomukti, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan tersebut koma selama 28 hari.
Pihak keluarga sebenarnya sudah membawa bocah malang tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya. Bagus kemudian menjalani operasi pengangkatan kanker yang bersarang di otaknya.
Usai dioperasi, kondisi bocah tersebut sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelumnya. "Sudah saya bawa ke rumah sakit mas, Alhamdulillah kondisi sudah bisa bergerak anak saya," kata Ibu Bagus, Imro'ati (30), saat ditemui IDN Times di kediamannya, Selasa (21/5).
Usai menjalani operasi Bagus, seminggu sekali wajib di bawa kembali ke RS Dr Soetomo di Surabaya untuk mengetahui perkembangannya. "Untuk biaya seluruhnya ditanggung pemerintah. Mulai dari mobil sehat milik desa dan beberapa hari lalu anak saya juga sudah kami bawa ke rumah sakit. Alhamdulillah perkembangan sudah ada," katanya.
Adapun alasan Bagus dirawat di rumah adalah karena rekomendasi dari dokter rumah sakit tempat Bagus berobat. Pihak dokter meminta Bagus dirawat di rumah agar tidak terpapar sejumlah penyakit lainnya.
"Sebenarnya biaya pengobatan masih ada kok, mas. Hanya saja dokternya menyarankan agar dirawat di rumah saja. Karena kalau di rumah sakit nanti bisa terjangkit penyakit lainnya," imbuhnya.
Ada beberapa alat medis yang masih menempel di tubuh bocah itu. Alat itu berupa selang yang terpasang di alat kelamin, alat bantu pernapasan yang dipasang di leher dan selang kecil yang berfungsi untuk menyalurkan asupan makanan berupa susu dan jus buah. "Masih belum bisa makan mas, kalau makannya ya pakai selang yang terpasang di hidungnya itu, makannya hanya jus buah dan susu," jelasnya.
Saat ini, Imro'ati hanya bisa menunggu keajaiban dari Allah SWT. Segala upaya sudah dia lakukan agar anak keduanya tersebut bisa sembuh.
Imro'ati sendiri merupakan buruh di salah satu perusahaan rokok di Tuban. Sementara sang ayah kabur dari rumah sejak mengetahui anaknya divonis kanker otak. "Bapaknya minggat dari rumah mas, sudah saya hubungi juga gakngangkat dan kembali ke rumah," pungkasnya.