Surabaya, IDN Times - Warga Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu, Eko Pra Prawantoro (40) tewas di tangan Tim Resmob Jogoboyo, Subdit III Jatanras, Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (19/12) dini hari. Tindakan tegas berupa tembakan oleh polisi lantaran Eko yang merupakan begal sadis diklaim melawan saat hendak ditangkap.
Keputusan tembak mati yang dilakukan polisi terpaksa diambil karena pelaku melawan saat ditangkap. Pelaku yang merupakan residivis ini mencoba menyerang menggunakan parang.
"Kami tembak di bagian dada kiri saat melakukan penyergapan di Porong, Sidoarjo," Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol R Pitra Andrias saat rilis di Mapolda, Kamis (19/12).
Penangkapan pelaku Eko, berawal dari tertangkapnya tersangka Fathurrohman (59), warga Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Ia merupakan penadah sepeda motor hasil curian dari Eko. Fathurrohman ditangkap di Jombang pada Selasa (17/12).
"Dari hasil pemeriksaan dan interogasi, didapatkan informasi bahwa saudara FR membeli motor-motor hasil curian dari saudara EP," kata Pitra.
Atas hasil interogasi tersebut, lanjut Pitra, maka dilakukan penyelidikan terhadap Eko. Dari hasil pengembangan, didapati informasi bahwa Eko melintas di Jalan Raya Pandaan, dengan menggunakan motor Honda Beat berwarna hitam dengan Nopol N3578 ABC.
"Kemudian dilakukan pembututan, dan sesampainya di Jalan Porong, Sidoarjo, dilakukan penyergapan. Namun saat dilakukan penyergapan yang bersangkutan melawan dan ditembak mati itu tadi," jelasnya.
Meski tewas, polisi ternyata sudah mengantongi rekam jejak aksi yang dilakukan pelaku. Ternyata ia dikenal sadis saat beraksi dan sudah beraksi di lima lokasi. Antara lain; kawasan area parkir Pasar Ngantang Desa Kaumrejo, Malang, dan di Desa Selorejo, Jalan Watu Gede, Malang.
Kemudian, Jalan Jambangan Gang IIB No. 9, Surabaya Kantor Kelurahan Dadaprejo Jalan Pronoyudo Junrejo, Batu, dan di Spill Way Bendungan Selorejo, Desa Pandan Sari, Kabupaten Malang.
Selain menembak mati dan meringkus satu tersangka, polisi juga menyita barang bukti. Yakni, delapan buah kunci T, satu buah parang, satu buah verulit, dua unit handphone, dan empat unit sepeda motor.
"Tersangka FR disangkakan melanggar pasal 480 KUHP tentang tindak pudana persekongkolan jahat atau penadahan. Ancaman hukumannya empat tahun penjara," tandas Pitra.