Pasca Angin Kencang, Warga kabupaten Madiun Kerja Bakti

Kerja bakti difokuskan di 13 rumah warga yang roboh maupun rusak. Satu di antaranya roboh atau rata dengan tanah, tiga rusak sedang, dan sembilan rusak ringan. Nilai kerugian materialnya diperkirakan sekitar Rp 20 juta. “Dalam kejadian kemarin tidak ada korban luka maupun meninggal,” ujar Syahrowi.

Peristiwa angin kencang yang melanda tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun tidak hanya mengakibatkan rumah roboh dan rusak. Sebanyak 13 pohon di tepi jalan juga roboh dan sempat menghambat arus lalu lintas.

Sementara itu, Sulastri salah seorang warga yang bagian atapnya rusak memperikrakan kebutuhan biaya untuk memperbaiki rumahnya sekitar Rp 1,5 juta. Sejumlah uang itu untuk mengganti genteng yang pecah dan tidak dapat digunakan lagi.

Ditanya tentang peristiwa angin kencang yang menyertai hujan deras pada Selasa (10/12) sore, ia menyatakan berlangsung singkat. Kala itu, ia sedang memasak. Tiba-tiba gemuruh suara angin terdengar.

“Krotok-krotok, genteng pada bagian dapur mulai rontok. Saya langsung lari ke teras rumah karena takut tertimpa atap,” ujar warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri.

Sekitar 15 menit kemudian, keadaan mulai tenang. Angin tak lagi bergemuruh dan hujan deras tinggal gerimis kecil. Sulastri bersama sejumlah anggota keluarganya berinisiatif melihat dampak dari bencana yang baru saja terjadi. Ternyata diketahui, atap pada bagian ruang tamu dan beberapa kamar juga tersingkap.

“Kami membersihkan pecahan genteng yang ada di lantai. Untung saja, tidak terjadi hujan susulan sehingga kami tetap bisa tidur di rumah,” ungkap perempuan itu.