Diduga Lapar, Kera Liar Masuk ke Pemukiman Warga di Tuban

Warga, kata Rofi'i mengaku resah lantaran kera-kera tersebut kerap meneror warga dengan cara merusak dan memakan tumbuhan yang ditanam. Tidak hanya itu, kera-kera liar itu juga merusak bangunan atap rumah. "Beberapa waktu yang lalu itu atap saya rusak mas, karena kera-kera liar itu loncat dan berlarian kesana kemari," katanya.

Tidak hanya itu, Rofi'i juga mengaku hewan ternak kambing milik dua warga Perbon juga menjadi korban kera-kera liar itu. Mereka mengigit satu persatu kambing hingga tewas. Tentunya dengan kejadian ini pemilik ternak kambing merasa dirugikan. "Sudah sering meresahkan masyarakat mas, ada beberapa ekor kambing milik warga disini (Perbon) dan desa sebelah juga mati digigit kera," terang dia.

Sebelumnya sejumlah warga juga berupaya menghalau kawanan kera liar, dengan cara melempari batu dan menghalaunya dengan kayu maupun bambu. Namun kera-kera itu tidak juga pergi meninggalkan pemukiman warga dan kembali ke habitat aslinya di hutan. "Sudah dihalau mas pakai ketapel, kalau terlihat ada kera langsung warga menghalau kawanan kera liar itu," katanya.

Sementara itu terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Tuban Joko Ludiyono menjelaskan, dari hasil keterangan beberapa warga menyebut jika kera yang masuk ke dalam pemukiman warga tersebut diduga terkena penyakit rabies. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia. "Ini sangat mengkhawatirkan karena informasi yang kami terima banyak hewan ternak yang mati karena digigit kera ini. Jadi petugas yang akan menangkap kera kita minta untuk membawa perlengkapan yang aman," katanya.

Joko menuturkan, BPBD Tuban aka berkoordinasi dengan pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk menangani persoalan ini. Agar kawanan kera tidak kbali ke tempat  pemukiman warga BPBD menghalaunya dengan mengunakan alat seadanya saja. Seperti penyemprot pemadam api. "Kita belum berani menindak lebih lanjut, dan ini perlu dirembukkan dengan pihak BKSDA, bagaimana baiknya," kata Joko.