Rawan Tanah Longsor Susulan, 16 Warga Ponorogo Mengungsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ponorogo, IDN Times - Sebanyak 16 warga dari lima keluarga di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo terpaksa mengungsi. Rumah yang selama ini mereka tempati dinyatakan tidak aman lantaran tanah longsor dapat kembali terjadi sewaktu-waktu.
Pada Rabu (4/3) sore, lahan Perhutani di petak 74 RPH Guyangan BKPH Ponorogo Barat yang masuk wilayah Dusun Tugunongko, longsor dengan luas sekitar 200 meter. Bencana itu berpotensi terulang lantaran kondisi tanah di kawasan perbukitan itu labil. Apalagi, saat intensitas hujan semakin tinggi.
1. BPBD dirikan lima pos pantau di sekitar lokasi
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono mengatakan, titik longsor dapat bertambah luas. Permukiman warga yang berjarak antara 200 meter hingga 300 meter dari lokasi longsor juga sangat mungkin terkena imbas.
Untuk menghindari jatuhnya korban, warga yang kemungkinan terdampak diminta mengungsi. Mayoritas di antaranya memilih tinggal di kediaman kerabat yang masih sedusun.
"Kami juga mendirikan lima pos pantau untuk melihat pergerakan tanah di atas dan di bawah (lokasi longsor) ," ujar Budi, sapaan akrab Setyo Budiono saat dihubungi IDN Times, Jumat (6/3).
2. Barawal dari tanah retak sejak 2018
Berdasarkan informasi dari pihak pemerintah desa, lanjutnya, lokasi yang longsor sudah muncul retakan pada 2018. Sejak sepekan terakhir, longsoran sudah mulai terjadi namun dalam skala kecil.
"Mungkin karena resapan air terlalu banyak, tanah yang kondisinya labil akhirnya longsor lebih besar," kata Budi.
Baca Juga: Jalan Ponorogo-Pacitan Ambles, Pemprov Janji Tuntas dalam 2 Minggu
3. Tanah tidak kuat menyangga resapan air
Menurut dia, resapan yang tinggi longsor karena terdapat sumber air di bagian atas lokasi. Hal ini dinilai meningkatkan beban tanah yang juga basah akibat hujan yang sudah turun sejak beberapa bulan terakhir.
Lantaran berpotensi terjadi longsor susulan, BPBD dan petugas terkait melarang warga masuk di sekitar lokasi kejadian. Rambu peringatan dan garis polisi telah dipasang.
Baca Juga: Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas