Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas  

Retakan tanah juga muncul di pekarangan warga

Madiun, IDN Times - Sebanyak 11 keluarga yang tinggal di sembilan rumah di wilayah Dusun Klubuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun merasa khawatir ketika hujan deras turun. Kediaman mereka terancam amblas seiring bergesernya daerah aliran sungai (DAS) Jerohan yang mengalir di belakang permukiman.
Pergeseran DAS itu berjarak sekitar 10 meter dari titik sebelumnya.

Warga menyebut fenomena ini disebabkan karena terjadi pendangkalan. Hingga pada satu titik di tengah sungai membentuk gundukan tanah. Kondisi ini berdampak pada bangunan rumah warga sejak beberapa hari terakhir.

1. Bagian pondasi rumah ada yang sudah menggantung

Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas  Pondasi salah satu bangunan rumah warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun menggantung karena tanah di bawahnya terkikis aliran Sungai Jerohan. Dok. IDN Times/Istimewa

Beberapa bagian bangunan rumah warga mulai retak akibat derasnya aliran air sungai yang mengikis tanah. Bahkan, pondasi kediaman Salim, salah seorang warga setempat, sudah menggantung lantaran tanah di bawahnya tergerus air dengan jarak sekitar 50 sentimeter.

Kepala Desa Kedungrejo Bambang Agus mengatakan, fenomena ini juga mengakibatkan retakan di pekarangan warga. Adapun panjang retakan mencapai 30 meter, lebar 1,1 meter dan kedalaman antara 40 hingga 60 sentimeter.

2. Sebagian warga memilih mengungsi

Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas  Retakan tanah akibat pengikisan aliran Sungai Jerohan yang melintasi Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Warga, menurut Bambang, dihantui rasa takut ketika hujan deras dan debit air Sungai Jerohan meningkat. Oleh karena itu, sebagian di antara mereka memilih mengungsi jika terjadi tanda-tanda hujan akan turun deras. Tanda itu salah satunya seperti awan tebal di langit.

"Ada sebagian yang mengungsi di rumah keluarganya (di luar lokasi yang beresiko amblas). Namun, ada juga yang merasa belum terancam," kata Bambang, Rabu (4/3).

Baca Juga: 10 Ruko di Tepi Sungai Jompo Jember Amblas, Jalan Sultan Agung Ditutup

3. Koordinasi antardesa yang dilintasi Sungai Jerohan ditingkatkan

Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas  Aliran Sungai Jerohan yang melintasi Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Dengan potensi amblasnya bangunan sejumlah rumah warga, pihak pemerintahan desa setempat meningkatkan kewaspadaan. Setiap kali hujan deras turun, peringatan senantiasa disampaikan melalui grup WhatsApp para tokoh masyarakat setempat. 

Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa di daerah hulu sungai yang masuk Kecamatan Saradan seperti Sukorejo, Sumbersari, Klumutan, dan Sumberbendo dilakukan. Demikian halnya dengan desa di wilayah hilir, seperti Tapelan, Purworejo (Kecamatan Pilangkenceng), Kuwu dan Babadan Lor (Kecamatan Balerejo). "Untuk memantau debit air dan waspada," ujar Bambang. 

4.Merupakan anakan Sungai Bengawan Madiun

Aliran Sungai Bergeser, 9 Rumah di Kabupaten Madiun Terancam Amblas  Kondisi daerah aliran Sungai Jerohan yang bergeser dan mengancam permukiman warga di Desa Kedungrejo,Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun di foto dari udara. Dok.IDN Times/Istimewa

Sungai Jerohan yang mengalir di wilayah Kecamatan Saradan, Pilangkenceng, dan Balerejo mempunyai titik pertemuan di wilayah Balerejo. Pada titik itu merupakan muara air dari tiga sungai, yakni dari wilayah Gemarang, Saradan dan Madiun. Daerah hulu tiga sungai itu di lereng Gunung Wilis dan Gunung Pandan.
Dari titik pertemuan itu, aliran sungai menuju Sungai Bengawan Madiun yang pintunya berada di wilayah Kabupaten Ngawi. Hingga akhirnya mengalir di DAS Bengawan Solo.

Baca Juga: Sempat Terseret Arus Sungai, Santri di Bojonegoro Ditemukan Tewas

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya