TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keseruan Santri Tebuireng Jombang Bakar Sate Massal di Pondok

Membangun kebersamaan di hari raya idul adha

Bakar sate massal santri Tebuireng Jombang. IDN Times/Zainul Arifin

Jombang, IDN Times - Ponpes (Pondok Pesantren) Tebuireng, Jombang pada hari raya iduladha 1445 H menyembelih 27 ekor sapi dan 7  kambing kurban yang dikirim oleh sejumlah pejabat, Perusahaan hingga menteri, Senin (17/6/2024). Antara lain dari Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jatim, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya serta sejumlah perusahaan.

Selain dibagikan kepada masyarakat, daging kurban juga disate lalu dibakar rame-rame para santri. Kondisi tersebut menjadikan suasana di lingkungan pesantren Tebuireng Jombang semarak.

Pantauan IDN Times, ribuan santri secara bergantian membakar daging hewan kurban di lingkungan dalam pondok yang telah disiapkan. Selain pondok putra, juga dilakukan oleh para santriwati di asrama masing-masing.

"Ada 4 titik bakar sate rame-rame, yakni di pondok putra dan putri," kata Mudzir Ponpes Tebuireng Jombang, Lukman Hakim.

1. Santri rayakan iduladha bakar sate rame-rame

Santri Tebuireng memakan sate yang sudah matang. IDN Times/Zainul Arifin

Para santri Tebuireng mendapatkan jatah daging dari panitia penyembelihan hewan kurban pondok. Pembagiannya diberikan disetiap kamar 5-10 orang santri. Selain daging kurban, mereka juga mendapat bumbu lengkap dengan alat bakaran sate.

Saat bakar sate massal, para santri membentuk kelompok dan mengelilingi tungku pembakaran. Mereka bertanggung jawab atas tusukan sate yang dibakar di hadapannya masing-masing. Hal itu seperti terlihat di halaman tengah pondok induk.

"Jadi para santri tersebut menikmati liburan hari raya iduladha dengan rame-rame bakar sate di pondok," kata Lukman.

Baca Juga: Ratusan Warga di Jombang Rayakan Idul Adha Lebih Awal

2. Tradisi tahunan santri Tebuireng saat hari Raya iduladha

Santri Tebuireng Jombang Bakar Sate Massal. IDN Times/Zainul Arifin

Salah satu santri, M Khoirul Sarifudin mengatakan tradisi bakar sate secara massal di lingkungan Pesantren sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Ia sendiri mengikuti acara di dalam pondok itu sudah empat kali selama mondok.

"Kelas 1 SMP di Tebuireng itu saya bakar sate rame-rame, kemudian kelas 2 ditiadakan pas ada covid dan saya pulang ke rumah. Terus kelas 3 SMP serta SMA bakar-bakaran sate seperti ini. Jadi sudah 4 tahunan ini," kata santri asal Subang Jawa Barat ini.

Verified Writer

Zainul Arifin

Berkarya!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya