TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kronologi Perkelahian Bocah SD hingga Berlumuran Darah di Malang

Keduanya sudah bersinggungan saat Salat Dhuhur

Ilustrasi perkelahian, IDN Times/Sukma Shakti

Malang, IDN Times - Perkelahian 2 orang pelajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Roudlotut Tholibin mengegerkan warga Malang. Pasalnya perkelahian tersebut membuat satu siswa berlumuran darah setelah wajahnya disayat menggunakan cutter. Korban berinisial RAP (10) menderita luka sayatan sepanjang lebih dari 10 centimeter dari dahi hingga pipi kirinya.

Kepala Sekolah MI Roudlotut Tholibin, Muflichatul Mukaromah mengatakan jika kejadian ini terjadi usai jam pulang sekolah dan di luar lingkungan sekolah. Sehingga kejadian ini di luar kendali pihak sekolah yang beralamat di Jalan Brawijaya Nomor 13, Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Baca Juga: Siswa SD di Malang Berkelahi Hingga Bersimbah Darah

1. Kepala sekolah ceritakan kronologi lengkap kejadian perkelahian siswa hingga berlumuran darah

Kondisi MI Roudlotut Tholibin. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Mufli menceritakan jika kejadian ini bermula saat Salat Dhuhur, ketika itu korban dan pelaku melakukan aksi saling dorong di dalam masjid sekolah. Korban disebut sempat mencakar pelaku hingga kemudian dipisahkan oleh jamaah dewasa yang ada di sana. Ia mengira jika persinggungan keduanya sudah selesai di sana.

Namun, ternyata percekcokan kembali terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, hingga terjadi perkelahian di depan sekolah. Ia kemudian mengetahui jika korban sudah menderita luka sayatan pada wajahnya di depan gerbang sekolah.

"Kita berpikir bahwasanya setelah dilerai ya sudah, ternyata masih ada kelanjutannya. Dan kita tidak tahu kejadian itu secara langsung, tahu-tahu sudah ada informasi dari bapak/ibu wali murid yang ada di bawah," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (1/11/2023).

Mufli menceritakan jika kondisi sekolah tengah sepi saat kejadian, hanya sekitar 10 murid saja yang masih bertahan di sekolah. Oleh karena itu, informasi yang masuk kepada dirinya cukup lambat. Sehingga Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah sepi saat mereka datang.

2. Kepala sekolah menegaskan tidak ada penganiayaan, tapi murni perkelahian

Kondisi MI Roudlotut Tholibin. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Mufli kemudian menegaskan jika di sekolahnya tidak ada penganiayaan, pasalnya yang terjadi sebenarnya adalah murni perkelahian. Sehingga ia menolak jika kejadian yang membuat RAP harus dirawat di RS UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) adalah bullying. Ia juga menyangkal jika terjadi pengeroyokan pada korban berdasarkan keterangan dari saksi dan siswa-siswi yang ada di lokasi kejadian.

"Ini murni pertengkaran, itu saja. Sebenarnya bukan perkelahian, lebih kepada pertengkaran saja yang awalnya percekcokan mulut dan saya melihat sendiri bersama saksi-saksi lainnya," tegasnya.

Mufli mengungkapkan jika ia bersama jajaran sekolah telah melihat langsung kondisi korban di RS UMM. Ia bahkan sudah berjanji akan memberi bantuan pengobatan penuh pada korban, namun bantuan tersebut ditolak oleh orang tua korban.

Baca Juga: Waspada! Penipu Berkedok Petugas Puskesmas Berkeliaran di Malang

Berita Terkini Lainnya