TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keseruan Balapan Ojek Gabah Peringatan HUT RI Ke-79 di Ngawi

Balapan ojek gabah atau bandangan di Desa Mangunharjo Ngawi

Suasana balapan ojek gabah atau bandangan di Desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi dalam rangka memeriahkan HUT RI ke- 79. IDN Times/ Riyanto.

Ngawi, IDN Times – Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-79. Salah satunya di Kabupaten Ngawi ini. Lomba balapan ojek gabah atau masyarakat setempat menyebutnya dengan bandangan gabah yang digelar di Desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi, pada Minggu, (04/08/2024).

1. Peserta juga datang dari luar Ngawi

Dalam perlombaan ini, para peserta harus membawa satu karung gabah seberat 50 kilogram sambil mengendarai sepeda motor yang telah dimodifikasi khusus. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Bojonegoro, Nganjuk, dan Madura, selain dari Ngawi sendiri.

Modifikasi pada sepeda motor balapan bandangan ini tidak main-main. Stir dibuat lebih tinggi, dan bagian tengahnya dirancang agar bisa memuat hingga 5 karung gabah atau sekitar 250 kilogram. Dibutuhkan keahlian khusus untuk mengendalikan motor ini, terutama di medan berlumpur yang penuh tantangan.

Tidak jarang peserta terjatuh saat melintasi tikungan yang licin. Panitia lomba segera memberikan pertolongan dengan mendorong sepeda motor peserta yang terjatuh. Kegiatan ini pun menarik perhatian banyak penonton yang datang untuk menyaksikan aksi seru dan unik ini.

Baca Juga: [BREAKING] Bus Mira Tabrakan dengan Truk Tangki di Ngawi

2. Peserta lomba memang berprofesi sebagai ojek gabah

Della Anggun, salah satu penonton, mengungkapkan antusiasmenya.

"Tidak seperti grasstrack, ini memperlihatkan pekerjaan sehari-hari mereka yang diperlombakan. Seru banget! Kami datang dari Magetan untuk merayakan HUT RI," katanya.

Sementara itu Ahmad Nurfauzi (34), peserta asal Desa Prigi, Bojonegoro, menjelaskan bahwa tidak dibutuhkan latihan khusus untuk mengikuti lomba ini karena mengangkut gabah sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari. 

"Ongkosnya Rp5 ribu hingga Rp15 ribu rupiah per karung, tergantung jaraknya. Sekali angkut bisa 5 karung, tapi di lomba ini hanya bawa satu karung karena jalannya berlumpur," katanya.

Berita Terkini Lainnya