TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Marak Joki Tugas, Rektor Unair: Harus Diberantas

Katanya masuk dalam kategori pembohongan

Rektor Unair, Prof M Nasih. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times – Belakangan ini, media sosial tengah diramaikan dengan maraknya fenomena joki tugas akademik. Adanya fenomena tersebut, Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih buka suara.

Bahkan, mencuat fakta bahwa terdapat penyedia jasa joki tugas yang sukses membentuk perusahaan. Hal tersebut lantas menuai berbagai tanggapan negatif dari warganet.

Prof Nasih mengatakan, fenomena joki tugas akademik ini tidak selaras dengan napas dan tujuan pendidikan. Joki tugas bisa dikategorikan sebagai pembohongan lantaran tidak sesuai dengan nilai-nilai dan etika akademis.

“Bagi saya ini tidak etis dan tidak akademis. Dalam banyak hal, ini bisa masuk dalam kategori pembohongan, paling tidak dalam institusi pendidikan,” ucap Prof Nasih.

Menurutnya, ada beberapa kemungkinan penyebab maraknya joki tugas akademik. Salah satunya, adanya ketidaksadaran arti penting pendidikan.

“Bahwa pendidikan itu mengembangkan potensi diri, bukan orang lain. Mungkin mereka menerjemahkan yang penting lulus secara administratif dan dapat ijazah,” ungkapnya.

Kemudian, kebutuhan ekonomi juga dapat menjadi pendorong maraknya joki skripsi. Adanya permintaan memicu banyaknya layanan joki tugas akademik bermunculan.

“Dari sisi ekonomi, di mana ada demand ya ada supply sehingga akhirnya menjamur ada tawaran di mana-mana,” tambah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu.

Berkaca dari fenomena tersebut, Prof Nasih menekankan, Unair akan memberantas tindakan joki tugas akademik yang melibatkan civitas academica Unair. Upaya yang dilakukan Unair untuk mengidentifikasi tindakan curang tersebut terbilang beragam. Misalnya, jika menyangkut karya tulis, pihak universitas akan melakukan pemeriksaan melakukan teknologi atau media khusus.

Kemudian, mahasiswa juga akan diminta untuk mempresentasikan karya. "Mempresentasikan itu penting karena untuk melihat apa itu punya orang lain atau tidak. Sekali lagi mekanisme di UNAIR hasil karya itu dipresentasikan, termasuk skripsi," imbuhnya.

Selain presentasi, mekanisme lainnya yang Unair jalankan adalah dengan mempublikasikan karya tulis mahasiswa. "Selain itu, skripsi kan juga pasti dipublikasikan di berbagai media jadi pasti akan ketahuan kalau ada yang hasil kerjanya orang lain karena mudah saja untuk mengidentifikasi apakah karya itu kita sendiri atau orang lain," tambah Prof Nasih

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, harapannya Unair dan dunia pendidikan secara lebih luas dapat mengeliminasi tindak kecurangan dalam bentuk apa pun. "Lagi dan lagi, kita tetap harus mengeliminasi kondisi ini karena itu tidak sejalan dengan napas dan tujuan pendidikan," tutup Prof Nasih.

Baca Juga: Unair Gelar ICAS ke-13, Gabungan Konferensi dan Festival

Berita Terkini Lainnya