Kondisi Jasad Rusak, Korban Mutilasi Pasar Besar Belum Teridentifikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Identitas korban mutilasi Pasar Besar Kota Malang hingga kini masih belum terungkap. Pihak kepolisian masih belum bisa memastikan siapa yang menjadi korban mutilasi dari Sugeng Santoso tersebut. Saat ini pihak kepolisian masih terus berusaha menguak identitas dari korban mutilasi tersebut.
1. Korban diduga tunawisma
Dugaan sementara, korban merupakan tunawisma. Saat ini polisi masih kesulitan untuk mengambil sampel sidik jari korban. Pasalnya, kondisi tubuh korban sudah sudah bengkak dan menghitam. Sementara, potongan tangan korban sudah mengering.
"Kami masih terus mendalami hal ini. Dugaan sementara korban juga merupakan tunawisma," ucap Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, Senin (20/5).
Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Dalam Kondisi Sadar Saat Lakukan Mutilasi
2. Motif pelaku karena kecewa
Lebih jauh polisi menjelaskan bahwa motif pelaku melakukan pembunuhan lalu memutilasi adalah karena kecewa. Pasalnya korban menolak saat akan diajak untuk berhubungan badan. Korban beralasan bahwa kondisinya sedang sakit.
"Pelaku kecewa karena mengajak berhubungan badan tetapi korban sakit. Sehingga dia tidak bisa melampiaskan hasratnya," tambahnya.
3. Pelaku berupaya sembunyikan kejadian sebenarnya
Kepada polisi, pelaku menceritakan bahwa korban meninggal terlebih dahulu sebelum dimutilasi. Namun demikian, polisi tak begitu saja percaya. Apalagi ditemui beberapa kejanggalan di lokasi kejadian. Salah satunya adalah adanya ceceran darah yang diduga merupakan milik korban mutilasi.
Untuk lebih meyakinkan polisi akhirnya menggunakan jasa psikiater. Hasilnya memang sesuai prediksi bahwa pelaku memang menyembunyikan kejadian sebenarnya.
"Pelaku menceritakan kejadian secara detail namun diatur sedemikian rupa untuk meyakinkan orang-orang yang bertanya soal kejadian tersebut," tambahnya.
4. Pelaku paham dengan resiko perbuatanya
Tak hanya itu saja, Asfuri menambahkan bahwa berdasarkan keterangan Psikiater bahwa pelaku mengerti bahwa perbuatanya tersebut memiliki risiko. Ia pun berupaya untuk menutupi kejadian sebenarnya untuk meyakinkan orang-orang termasuk pihak kepolisian.
"Perilaku memahami risiko dari perbuatanya," tandasnya.
Baca Juga: Sugeng Bunuh Korban Terlebih Dahulu Sebelum Lakukan Mutilasi