Kekerasan Seksual di Pesantren, Begini Reaksi Ketum PP Muhammadiyah 

Tekankan pendidikan karakter

Madiun, IDN Times - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal maraknya tindak kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan, termasuk pesantren. Menurut dia, kejadian itu menandakan belum berhasilnya pendidikan karakter di Indonesia.

"Katanya pendidikan sudah maju, fasilitas sudah maju dan sekarang menerapkan kurikulum Merdeka, tapi ternyata masih ada pelecehan (seksual), kasus kekerasan (seksual)," kata dia usai peresmian Komplek Perguruan Muhammadiyah MI dan SMP Muhammadiyah di Caruban, Kabupaten Madiun, Kamis (14/7/2022).

1. Perlu membiasakan nilai luhur bangsa

Kekerasan Seksual di Pesantren, Begini Reaksi Ketum PP Muhammadiyah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir (dok. Muhammadiyah)

Oleh karena itu, ia mendesak agar pemerintah lebih intensif menerapkan pendidikan karakter. Para siswa, santri dan para pengajar, kata dia, harusnya dituntut membiasakan menjalankan nilai-nilai agama, budaya, dan nilai luhur bangsa dalam bersosialisasi.

"Ada beberapa kasus (kekerasan seksual) itu menunjukkan bahwa kita harus membangun karakter sebagai basis nilai, " ujar Haedar.

2. Pendidikan karakter melahirkan generasi berbudi luhur

Kekerasan Seksual di Pesantren, Begini Reaksi Ketum PP Muhammadiyah Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Menurut Haedar, adanya pendidikan karakter yang ditekankan secara masif diharapkan mampu menjadikan lembaga pendidikan lebih beradab. Dengan kondisi ideal itu, lembaga pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi bangsa yang memiliki budi pekerti luhur.

"Termasuk nanti, jadi apapun (pekerjaannya) dia (murid) tidak korupsi, tidak melecehkan orang lain," ucap Haedar kepada IDN Times.

3. Kasus kekerasan menjadi dasar memperkuat basis pendidikan karakter

Kekerasan Seksual di Pesantren, Begini Reaksi Ketum PP Muhammadiyah ilustrasi kekerasan pada perempuan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Ia juga meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melakukan pengawasan kepada lembaga pendidikan secara intens. Hal ini untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di sekolah maupun pesantren.

"Kasus - kasus seperti dijadikan dasar untuk memperkuat basis pendidikan karakter," ujar Haedar.

Baca Juga: MUI Ungkap Alasan Idul Adha Muhammadiyah dengan Pemerintah Berbeda

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya