Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Arek Suroboyo Jadi Kreator Film Animasi Jumbo

Salah satu kreator Jumbor. Dok. Petra Christian University

Surabaya, IDN Times - Jumbo menjadi film animasi yang banyak diperbicangkan saat ini. Film ini ternyata melibatkan banyak animator. Dua di antaranya arek Suroboyo yang pernah kuliah di Petra Christian University. Mereka adalah Maximillian Serafino Suprapto dan Fandy Soegiarto. 

Max, begitu ia akrab disapa ini merupakan alumni International Program in Digital Media (IPDM) Petra Christian University (PCU) angkatan 2020. Ia mengaku senang dapat berkontribusi bersama 420 kreator dalam film Jumbo.

“Senang sekali bisa ikut terlibat menjadi salah satu animator film Jumbo, yang bahkan mendapat sambutan hangat di masyarakat,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

Karya animasi yang dibuat Max ialah saat ia berada di tempat magangnya. Kala itu ia masih menjadi mahasiswa IPDM PCU. Berada di bawah bimbingan Ayena Studio yang berlokasi di Bandung, Max mendapat tugas dalam proses Blocking, Animating serta beberapa kali berkesempatan masuk ke proses Clean-up.

Max menjelaskan, pada dasarnya proses animasi film Jumbo ini harus melalui empat tahapan, yaitu Layouting, Blocking, Animating, dan terakhir Clean-up. Pada tahap awal, yakni Layouting, animator harus mengatur penempatan set environment serta karakter sesuai storyboard. Sedangkan di tahap Blocking, animator mulai fokus ke karakternya. 

Dalam proses ini, animator menentukan dan mengatur posisi karakter sesuai timing yang pas, untuk menyampaikan cerita dengan jelas. “Sederhananya mencari gerakan karakter yang realistis dan meyakinkan hingga terasa sangat nyata," katanya.

"Dalam tahapan ini gerakannya masih patah-patah,” tambah Max. 

Setelah lolos tahap Blocking, Max bertugas memoles kembali gerakan yang patah-patah tersebut menjadi lebih mulus dan smooth. Sebuah proses yang cukup penting dengan tak lupa mengingat prinsip animasinya.

Lanjut ke tahap Clean-Up, dengan ketelitian tinggi, Max harus menyempurnakan animasi yang dibuatnya itu dengan melakukan penambahan animasi pada rambut, aksesoris, dan hal-hal detail lainnya. 

Selanjutnya, hasil animasi akan berlanjut ke proses LRC (Lighting, Rendering, dan Compositing), hingga akhirnya bisa digunakan dalam animasi final. Selama empat bulan mengerjakan bagiannya, lika-liku dan tantangan tak bisa dihindari oleh Max. 

“Mengikuti standar animasi serta memiliki kecepatan untuk memenuhi target mingguan inilah yang menjadi tantangan. Sebab kemampuan animasi 3D saya masih belum terlalu banyak saat itu, jadi butuh kerja lebih extra,” kata Max.

Sementara itu, ada alumni dari Desain Komunikasi Visual (DKV) yang ikut terlibat dalam pembuatan film Jumbo ini. Ialah Fandy Soegiarto yang menjadi Project Manager, khususnya dalam bagian visual development bersama tim lainnya di Caravan Studio yang berlokasi di Jakarta Barat.

Senada dengan Max, laki-laki yang bekerja di Caravan Studio sejak tahun 2020 hingga sekarang itu mengaku sangat bahagia. “Puji syukur, rasanya bangga. Saat hasil kerja keras selama ini akhirnya benar-benar bisa direalisasikan di bioskop untuk dinikmati semua penonton," ungkapnya.

"Terlebih lagi, karya ini mendapat respons yang antusias dari masyarakat, khususnya penggiat seni dan desain dalam industri ilustrasi, animasi, dan film,” kata alumni DKV PCU angkatan 2006 itu.

Fandy bercerita, pada akhir tahun 2020 Caravan Studio menerima project dari Visinema, rumah produksi film Jumbo. Tim Fandy di Caravan Studio dipercaya menggarap semua desain visual sebagai guide yang akan membentuk dunia di film Jumbo, mulai dari character design, keyarts, logo design, set, dan props design. 

Proses yang panjang, akhirnya project ini dapat selesai pada awal tahun 2023.

“Saya bertanggung jawab sebagai koordinator project yang sekaligus membantu dalam mendesain bersama tim, dan memastikan untuk menyelesaikan seluruh artwork yang diperlukan dengan baik,” terangnya.

Fandy yang kini tinggal di Jakarta itu menitipkan pesan bagi anak muda yang ingin berkecimpung dalam dunia animasi. “Teruslah berkarya dan cintailah apa yang dilakukan. Jangan patah semangat untuk menciptakan dunia yang menginspirasi dengan karya tangan kita,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us