Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

8 Komika Indonesia yang Punya Karya Buku

Wira Nagara/instagram.com/wira_/
Intinya sih...
  • Pandji Pragiwaksono, komika idealis dengan buku-buku seperti Juru Bicara, Persisten, dan Merdeka dalam Bercanda yang menyuarakan keresahan sosial dan isu kebangsaan.
  • Raditya Dika, pelopor komedi personal di Indonesia dengan buku best-seller seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, hingga Ubur-Ubur Lembur.
  • Wira Nagara dikenal sebagai komika cerdas dengan buku-buku puisi seperti Distilasi Alkena, Diforsia Inersia, dan Diktiosom Anthophyta yang menggugah jiwa lewat kata-kata.

Siapa bilang komika cuma bisa bikin tawa di atas panggung? Di Indonesia, banyak banget komika yang gak cuma jago stand-up, tapi juga punya bakat merangkai kata hingga menjadi sebuah buku! Dari cerita receh sehari-hari, kisah inspiratif, sampai pandangan kritis tentang kehidupan, para komika ini membuktikan kalau ide-ide kocak mereka juga bisa dinikmati dalam bentuk tulisan yang menarik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa dunia komedi dan literasi bisa bersatu, menciptakan karya-karya yang menghibur sekaligus punya nilai lebih. Mereka berhasil meramu komedi menjadi cerita yang bisa bikin kita tertawa, merenung, bahkan terkadang terharu. Penasaran siapa saja komika yang juga nyambi jadi penulis sukses? Yuk, intip 8 komika Indonesia yang sudah punya karya buku!

1. Pandji Pragiwaksono

Pandji Pragiwaksono/instagram.com/pandji.pragiwaksono

Pandji Pragiwaksono dikenal sebagai salah satu pionir stand up comedy di Indonesia yang nggak cuma lucu, tapi juga penuh pesan. Kariernya melejit lewat panggung komedi yang ia gunakan bukan sekadar buat menghibur, tapi juga menyuarakan keresahan sosial dan isu kebangsaan.

Gak heran, Pandji sering disebut sebagai komika yang idealis dan berani berbeda, baik dalam materi maupun pendekatan. Selain aktif sebagai komika, Pandji juga dikenal sebagai penulis produktif yang menuangkan pemikirannya lewat buku.

Beberapa bukunya seperti Juru Bicara, Persisten, dan Merdeka dalam Bercanda adalah refleksi perjalanan dan perjuangannya sebagai seniman yang bersuara lantang. Di Juru Bicara, Pandji menegaskan perannya sebagai penyampai suara rakyat, bukan sekadar entertainer. Persisten membahas soal konsistensi dan kegigihan dalam menekuni jalan yang tak selalu mulus.

Sementara Merdeka dalam Bercanda jadi semacam manifesto tentang kebebasan berekspresi di atas panggung komedi, sesuatu yang ia perjuangkan dengan serius. Buku-buku ini menunjukkan bahwa di balik leluconnya, Pandji punya fondasi pemikiran yang kuat.

Karya lainnya seperti Berani Mengubah, Menemukan Indonesia, Septictank, dan Nasional.is.me makin menegaskan bahwa Pandji adalah komika sekaligus aktivis budaya yang peduli dengan wajah bangsa. Ia bicara soal nasionalisme, keberanian, dan perubahan sosial lewat perspektif yang jujur dan kadang menohok. Gaya menulisnya lugas, provokatif, dan mengajak pembaca berpikir ulang tentang banyak hal.

2. Raditya Dika

Raditya Dika/instagram.com/raditya_dika

Raditya Dika adalah sosok komika sekaligus penulis yang jadi pelopor genre komedi personal di Indonesia. Namanya melejit lewat blog yang kemudian dibukukan menjadi Kambing Jantan, kisah kocak dan jujur soal kehidupan mahasiswa di luar negeri. Gaya tulisannya yang blak-blakan, penuh satir, dan relate dengan generasi muda bikin dia langsung punya tempat spesial di hati pembaca.

Dari sana, kariernya meroket tak hanya sebagai penulis buku best-seller, tapi juga sebagai stand-up comedian, sutradara, dan aktor film yang hampir semua karyanya sukses di pasaran.

Sepanjang kariernya, Radit sudah merilis banyak buku yang jadi favorit anak muda, seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus, Babi Ngesot, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, Koala Kumal, hingga Ubur-Ubur Lembur.

3. Wira Nagara

Wira Nagara/instagram.com/wira_/

Wira Nagara dikenal sebagai komika cerdas dengan gaya puitis dan kontemplatif. Namanya mulai mencuat di dunia stand up comedy karena kemampuannya mengolah humor dengan sentuhan sastra dan renungan hidup. Tapi lebih dari itu, Wira juga aktif menulis dan menghasilkan karya-karya sastra yang menggugah. Ia bukan hanya mengocok perut, tapi juga menyentuh jiwa lewat kata-kata.

Tiga bukunya yang terdiri dari Distilasi Alkena, Diforsia Inersia, dan Diktiosom Anthophyta menunjukkan sisi lain dari Wira sebagai penyair dan pemikir. Distilasi Alkena adalah buku puisinya yang pertama, berisi kegelisahan, cinta, dan pencarian jati diri yang ditulis dengan bahasa kimia yang diolah secara metaforis.

Lalu Diforsia Inersia hadir dengan gaya yang lebih matang, membahas rasa rindu dan kekosongan dengan diksi yang tajam dan eksperimental. Sementara itu, Diktiosom Anthophyta terasa seperti perayaan bahasa dan alam, memadukan nuansa biologis dan lirisisme yang khas Wira banget.

4. Dzawin Nur

Dzawin Nur/instagram.com/dzawin_nur

Dzawin Nur dikenal sebagai komika dengan latar belakang santri yang sukses mencuri perhatian lewat gaya komedi yang nyantai, cerdas, dan sarat nuansa religi. Karier stand up-nya mulai bersinar sejak mengikuti ajang Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV, di mana ia tampil beda dengan membawa perspektif kehidupan pesantren. Lewat materi yang ringan tapi menggelitik, Dzawin berhasil membuktikan bahwa dunia santri juga bisa relate dan lucu untuk semua kalangan.

Pada 2017, Dzawin merilis buku berjudul Santri Jahil Iyah, yang berisi kumpulan kisah lucu dan pengalaman jahil selama ia mondok di pesantren. Buku ini jadi semacam memoar satir yang mengangkat sisi-sisi jenaka dari kehidupan santri yang jarang diekspos. Dengan bahasa yang ringan dan penuh humor, Dzawin menunjukkan bahwa dunia pesantren tak selalu serius dan saklek. Justru di balik kesan religius, ada banyak kenakalan remaja khas pesantren yang relatable dan bikin ngakak.

5. Ernest Prakasa

Ernest Prakasa/instagram.com/ernestprakasa

Ernest Prakasa adalah salah satu komika senior yang sukses memperluas kiprah dari panggung stand up comedy ke dunia perfilman. Kariernya mulai melejit sejak ikut ajang Stand Up Comedy Indonesia season pertama, di mana ia dikenal lewat materi tentang identitas sebagai keturunan Tionghoa dan isu-isu sosial.

Setelah sukses di panggung, Ernest terus berevolusi menjadi sutradara, penulis skenario, dan aktor yang karya-karyanya konsisten mengangkat isu kebhinekaan dan keluarga. Ia jadi bukti nyata bahwa komedi bisa menjadi jalan menuju karya yang lebih luas dan bermakna.

Selain di panggung dan layar lebar, Ernest juga pernah menulis buku berjudul Setengah Jalan dan Dari Merem ke Melek. Setengah Jalan adalah refleksi kariernya di tengah-tengah transisi hidup sebagai komika yang sedang naik daun, penuh cerita perjuangan dan keresahan. Sedangkan Dari Merem ke Melek lebih terasa seperti ajakan terbuka untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial yang sering diabaikan.

6. Bene Dion

Bene Dion/instagram.com/bene_dion

Bene Dion dikenal sebagai komika yang kariernya terus menanjak, bukan hanya di panggung stand up comedy, tapi juga di dunia film. Awalnya dikenal lewat komunitas Stand Up Indo dan penampilannya yang kalem namun tajam, Bene pelan-pelan menunjukkan kemampuannya sebagai penulis skenario dan sutradara.

Namanya makin dikenal setelah menggarap film Ngeri-Ngeri Sedap, sebuah drama keluarga yang menyentuh tapi tetap kental dengan humor khas Bene. Ia berhasil membuktikan bahwa komedi bisa tetap menyentuh hati tanpa kehilangan makna.

Selain aktif di dunia film, Bene juga menulis buku seperti Ngeri-Ngeri Sedap dan Warkop DKI Reborn. Ngeri-Ngeri Sedap hadir sebagai perluasan dari filmnya, mengangkat konflik antara anak dan orangtua di budaya Batak dengan sentuhan emosional dan jenaka. Sementara Warkop DKI Reborn jadi bentuk penghormatan sekaligus penyegaran terhadap warisan komedi legendaris Indonesia.

7. Soleh Solihun

Soleh Solihun/instagram.com/solehsolihun

Soleh Solihun adalah salah satu komika senior yang dikenal dengan gaya satir, ceplas-ceplos, dan penuh sindiran cerdas. Sebelum terjun ke dunia stand up comedy, ia sudah lebih dulu dikenal sebagai jurnalis musik dan wartawan majalah. Pengalaman panjangnya di dunia media membentuk gaya komedinya yang tajam dan berwawasan luas.

Tak hanya lucu di atas panggung, Soleh juga produktif menulis buku. Karya-karyanya seperti Kastana Taklukan Jakarta, Celoteh Soleh Solihun, Majelis Tidak Alim, Mau Jadi Apa?, dan The King is Dead berisi campuran pengalaman pribadi, kritik sosial, dan humor segar ala anak muda urban. Mau Jadi Apa? bahkan diangkat ke layar lebar dan jadi salah satu proyek film yang ia sutradarai sendiri.

8. Coki Pardede dan Tretan Muslim

Coki & Muslim/instagram.com/cokipardedebebas

Coki Pardede dan Muslim menjadi duo komika kontroversial yang dikenal lewat nama Majelis Lucu Indonesia. Gaya komedi mereka berani, nyeleneh, dan sering menabrak batas-batas norma baik dari segi agama, politik, maupun sosial. Chemistry mereka yang kuat bikin banyak penonton merasa relate sekaligus tertantang buat mikir dua kali sebelum tertawa.

Lewat buku mereka yang berjudul Bukan Golongan Kami, Coki dan Muslim membongkar kegelisahan mereka terhadap standar moral yang sempit dan eksklusif. Buku ini berisi pemikiran liar, sindiran tajam, serta pengalaman pribadi yang dikemas dengan gaya sarkas khas mereka. Isinya bukan cuma lucu, tapi juga menggugah buat kamu yang suka mempertanyakan hal-hal yang dianggap "pakem."

Dari panggung stand up hingga lembaran buku, para komika ini membuktikan bahwa mereka tak hanya jago melucu, tapi juga piawai merangkai kata yang menginspirasi. Jadi, kalau kamu penasaran gimana cara tertawa sekaligus merenung, karya-karya mereka wajib banget masuk daftar bacaan kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us