8 Desa Wisata di Mojokerto, Perpaduan Alam, Budaya, dan Sejarah

Mojokerto, sebuah kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai Bumi Majapahit, ternyata menyimpan banyak pesona alam dan budaya yang luar biasa. Selain terkenal dengan situs-situs bersejarahnya, Mojokerto juga memiliki deretan desa wisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga saat ini.
Desa-desa wisata ini sangat cocok dijadikan destinasi alternatif untuk liburan yang menyegarkan sekaligus edukatif. Berikut adalah beberapa desa wisata unggulan di Mojokerto yang wajib kamu kunjungi:
1.Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong

Berlokasi di Kecamatan Trowulan, Desa Bejijong menjadi desa wisata yang paling ikonik di Mojokerto. Desa ini memiliki beragam daya tarik bagi wisatawan, salah satunya ialah Patung Buddha Tidur terbesar di Asia Tenggara.
Selain Patung Budha Tidur yang terkenal, Desa Bejijong juga menyimpan sejumlah situs bersejarah menarik seperti Candi Brahu, Maha Vihara Majapahit, dan Petilasan Siti Inggil. Di desa ini pula, kamu bisa menemukan buah maja — buah yang dipercaya menjadi asal-usul nama “Majapahit”. Konon, pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, pertama kali mencicipi buah ini saat membabat Hutan Tarik.
2.Desa Wisata Gumeng

Desa Gumeng berlokasi di ujung Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Desa ini berada di kawasan lereng gunung Anjasmoro yang terkenal dengan medannya yang berbukit-bukit. Untuk pergi ke desa ini, kita harus menempuh perjalanan sekitar 20 menit dari Jalan Raya Gondang-Pacet.
Lokasinya yang berada jauh dari keramaian, membuat Desa Wisata Gumeng menjadi objek wisata alam pedesaan indah dengan alam dan budaya lokal yang terjaga. Bahkan, mayoritas warga Gumeng berprofesi sebagai petani yang masih sangat bergantung pada alam dan hasil bumi. Salah satu hasil kebun yang terkenal dari Desa Gumeng adalah Kripik Pisang Gumeng (Kemeng) dan kripik bote.
3.Desa Wisata Ketapanrame

Desa ketapanrame terletak di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Terletak diantara dua pegunungan, yakni Gunung Penanggungan dan Welirang, membuat Desa Ketapanrame mempunyai kekayaan alam dan budaya lokal yang terjaga.
Desa Ketapanrame memiliki segudang prestasi dalam pemerintahan dengan kerap memenangkan lomba desa, baik itu tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Desa ini memiliki sebuah badan usaha milik desa (BUMDES) Mutiara Welirang yang mempunyai beberapa usaha, diantaranya Sumber Gempong, Taman Ganjaran, dan BPAM.
4.Desa Wisata Selotapak

Berlokasi tidak jauh dari Desa Ketapanrame, Desa Selotapak juga menjadi objek wisata alam pedesaan indah yang menyuguhkan pemandangan sawah terasering dan pegunungan. Lokasinya berada di sebuah Lembah dan diapit oleh dua gunung, membuat tanah di desa ini sangat subur. Bahkan, karena kesuburan dan airnya yang melimpah, area persawahan di Desa Selotapak senantiasa ditanami padi sepanjang tahunnya. Menciptakan pemandangan hamparan sawah yang seolah-olah tak berujung.
Nama Selotapak mulai dikenal sejak awal tahun 2019, saat beberapa fotografer menemukan sebuah spot foto indah yang saat ini dikenal dengan Terasering Selotapak. Terasiring Selotapak merupakan kawasan lembah curam yang dipenuhi hamparan sawah bertingkat nan menawan, dengan latar belakang Gunung Penanggungan yang menjulang kerucut sempurna. Dari tempat ini, kamu dapat menyaksikan keindahan matahari terbit di ufuk timur, berpadu harmonis dengan panorama sawah berundak. Tak heran jika lokasi ini menjadi ikon dan daya tarik utama di kawasan Selotapak.
5.Desa Wisata Penanggungan

Desa Wisata Penanggungan berlokasi tepat di sebelah Utara Desa Selotapak sehingga mempunyai letak geografis yang kurang lebih sama. Pemandangan alam yang ditawarkan oleh desa ini juga tidak kalah dengan desa sebelahnya. Pemandangan sawah terasering yang berpadu dengan keindahan bunga warna-warni, menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi Desa Penanggungan.
Selain itu, di sini juga terdapat ekowisata Edukasi Organik, yang lebih dikenal dengan nama Kampung Organik Brenjonk, sebuah destinasi wisata berbasis pertanian organik. Wisata ini dirancang agar pengunjung dapat menikmati suasana nyaman, sambil belajar secara langsung tentang cara budidaya organik yang praktis, hemat biaya, dan cepat.
6.Desa Wisata Ngembat

Kondisi geografis Desa Ngembat turut membentuk karakter demografi dan budaya warganya. Sebagian besar penduduk merupakan keturunan para pendatang dari luar daerah seperti Kediri dan Blitar yang dahulu bekerja di kawasan perhutani. Kehidupan masyarakatnya masih erat dengan budaya gotong royong serta kegiatan bercocok tanam, berkebun, dan beternak.
Di sisi lain, Desa Ngembat memiliki kuliner khas yang diwariskan secara turun-temurun dan telah menjadi kearifan lokal, yakni nasi Bindeng. Dahulu, hidangan ini dibuat warga saat berburu di hutan, dimasak dengan bambu dan kayu bakar. Nasi Bindeng biasanya disajikan bersama umbut, lauk dari rotan muda yang dimasak dengan bumbu pecel. Desa ini terbagi menjadi dua dusun yang masing-masing memiliki kawasan pertanian, perkebunan, dan permukiman dengan ciri khas tersendiri, namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam kehidupan sehari-hari.
7.Desa Wisata Kebontunggul

Desa Wisata Kebontunggul merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Salah satu potensi wisata alam yang dimiliki desa ini adalah kawasan Lembah Mbencirang. Lokasi ini memiliki karakter alam berupa lembah, dan untuk mencapainya pengunjung harus melewati jalur jurang landai yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Jurang Menyek. Kawasan ini berada di kaki hutan Alas Wedok yang saat ini dikelola oleh Perhutani.
Nama Mbencirang sendiri berasal dari kisah rakyat setempat tentang seorang gadis cantik yang menolak perjodohan orang tuanya. Dikisahkan, gadis tersebut meninggalkan rumah dan menuju Alas Wedok, namun sebelum memasuki hutan, ia sempat menangis dengan suara keras penuh kebencian. Sejak saat itu, kawasan lembah tersebut dikenal dengan nama Lembah Mbencirang sebagai pengingat kisah tersebut.
8.Desa Wisata Claket

Daya tarik utama Desa Claket terletak pada keindahan alam pegunungan dan kehidupan masyarakatnya yang masih menjunjung tradisi serta budaya lokal. Berada di ketinggian 950 meter di atas permukaan laut dengan suhu sejuk sekitar 22°C, serta berbatasan langsung dengan hutan lindung, membuat Claket memiliki pemandangan alam yang asri dan alami. Di sini kamu dapat menikmati berbagai wisata alam seperti air terjun, hutan pinus, gua-gua bersejarah, jalur pendakian menuju Gunung Welirang, hingga makam-makam kuno.
Selain pesona alam, Desa Claket juga menawarkan beragam fasilitas wisata seperti villa, homestay, area camping, wisata edukasi pertanian dan peternakan, hingga home industry lokal. Dari segi budaya, desa ini masih mempertahankan kesenian tradisional seperti Bantengan, Hadrah, dan Terbang Jidor. Tradisi adat seperti Ruwatan Desa, Wiwitan, dan berbagai upacara adat lainnya juga rutin digelar, menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terus dilestarikan masyarakat setempat.
Nah, itu dia beberapa desa wisata di Mojokerto yang menarik buat dikunjungi oleh wisatawan. Mulai dari desa dengan keindahan alam yang memukau, desa dengan budaya lokal yang kental dan terjaga, hingga desa yang mempunyai banyak warisan sejarah dapat kamu kunjungi di Mojokerto. Kira-kira kamu ada keinginan untuk berkunjung ke desa wisata yang mana nih? selamat bereksplorasi!