7 Ciri Servant Leadership, Gaya Kepemimpinan yang Melayani!

Ada banyak gaya kepemimpinan yang sering dianut para leader, mulai dari yang bersifat otoriter sampai demokratis. Masing-masing gaya kepemimpinan punya cara dan pendekatannya sendiri. Belakangan ini, gaya kepemimpinan yang lagi nge-hits adalah servant leadership.
Sesuai namanya, servant leadership atau gaya kepemimpinan yang melayani menjadikan leader atau bos sebagai pelayan bagi timnya dalam artian yang positif. Mereka benar-benar memedulikan kebutuhan anggota tim dan berusaha menciptakan lingkungan yang jauh dari kata toxic. Servant leadership berbicara tentang pemimpin yang melayani, bukan pemimpin yang cuma suka memerintah. Jadi, sebenarnya apa saja sih ciri-ciri servant leadership? Biar gak penasaran lagi, yuk simak artikel ini sampai habis!
1. Integritas

Dikutip dari buku "Leadership in Organizations" (2010) karya Gary Yukl, setidaknya ada tujuh ciri servant leadership. Ciri yang pertama adalah integritas. Pemimpin yang berintegritas pasti selalu konsisten dengan perkataan sekaligus perbuatannya. Mereka juga selalu mengusahakan komunikasi yang terbuka dan jujur. Ini membuat tim merasa aman dan percaya kepada pemimpin mereka.
Di sisi lain, integritas menjadikan pemimpin tetap teguh pada nilai-nilai yang mereka anut, bahkan saat menghadapi tantangan. Ini menunjukkan karakter yang kuat sekaligus inspirasi bagi tim untuk tetap teguh pada prinsip mereka. Dan yang gak kalah penting, pemimpin yang berintegritas berani untuk mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Mereka ini juga gak manipulatif, lho!
2. Altruisme

Altruisme adalah naluri untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Leader dengan gaya kepemimpinan yang melayani pasti selalu membantu timnya untuk berkembang. Mereka juga bersedia untuk mengambil risiko bahkan berkorban demi melindungi orang lain.
Gak perlu diragukan lagi, orang-orang yang menganut servant leadership gak akan ragu untuk mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri. Dengan sikap altruis, mereka pasti selalu mengusahakan lingkungan yang sehat dan saling peduli. Ini bikin hubungan dalam tim jadi lebih erat, karena semua orang tahu bahwa mereka saling mendukung satu sama lain.
3. Kerendahan hati

Leader yang baik adalah mereka yang rendah hati. Golongan servant leadership juga setuju dengan narasi ini. Leader yang rendah hati cenderung lebih terbuka untuk mendengarkan pendapat dan masukan dari anggota tim. Mereka gak merasa paling tahu segalanya, jadi mereka siap belajar dari orang lain. Ini bikin semua orang merasa dihargai dan berani untuk berbagi ide.
Di sisi lain, pemimpin yang rendah hati gak akan malu buat mengakui kesalahan mereka. Mereka tahu bahwa setiap orang bisa salah. Jadi, mereka gak akan menyalahkan kamu atas kekacauan yang mungkin terjadi. Oh iya, leader yang rendah hati juga bakal menghargai kontribusi setiap orang sekecil apa pun itu. Mereka tahu bahwa setiap orang punya peran penting. Dengan begitu, semua anggota tim merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
4. Empati dan penyembuhan

Leader yang empatik bisa merasakan segala hal yang dirasakan anggota timnya. Mereka gak hanya fokus pada tugas, tapi juga pada perasaan dan tantangan yang dihadapi oleh tim. Dengan empati, leader bakal menciptakan lingkungan yang suportif untuk berbagi masalah atau kekhawatiran. Seorang servant leader yang baik pasti akan peduli dengan permasalahan itu, bahkan berusaha membantu meringankan beban tersebut.
Gak cuma itu, pemimpin yang berempati juga berfokus pada kesejahteraan mental tim. Mereka siap mendengarkan dan memberi dukungan saat anggota tim merasa stres atau kelelahan. Bahkan, kalau ada konflik, mereka gak segan untuk bertindak sebagai mediator yang membawa damai.
5. Pertumbuhan pribadi

Pemimpin yang mengutamakan pertumbuhan pribadi bakal selalu mendukung anggota tim untuk berkembang, baik secara profesional maupun pribadi. Mereka percaya, kalau anggota timnya bertumbuh, maka seluruh organisasi juga bakal berkembang. Karena biasanya berfokus pada pertumbuhan, mereka juga sering berbagi pengalaman dan menciptakan suasana yang nyaman untuk mencoba hal baru.
Penganut servant leadership pasti membantu orang belajar dari kesalahan. Ini sesuai dengan mantra mereka yang menganggap kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai kegagalan. Di sisi lain, pemimpin yang melayani juga bakal memberikan pendampingan dan pembinaan kalau diperlukan.
6. Keadilan

Servant leader pasti mengusahakan perilaku yang adil kepada semua anggota tim, tanpa memandang jabatan atau latar belakang. Dengan pemimpin yang adil, tim selalu percaya bahwa keputusan yang diambil oleh pemimpin mereka pasti didasarkan pada pertimbangan yang fair, bukan favoritisme semata.
Kalau ada masalah, para servant leader akan berusaha menyelesaikan konflik dengan cara yang seimbang. Mereka mendengarkan semua pihak dan mengambil keputusan yang adil, sehingga semua orang merasa didengar dan dihargai. Nah, kalau anggota tim merasa diperlakukan dengan adil, mereka otomatis termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak dalam tim tersebut. Pola ini akan menciptakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
7. Pemberdayaan

Dengan memberdayakan timnya, pemimpin memberi sinyal bahwa ia sangat menghargai kemampuan dan potensi anggotanya. Kalau hal ini sudah dilakukan, anggota tim tidak akan takut lagi untuk mengambil inisiatif dan mencoba hal baru.
Servant leader sering memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dengan memberikan pelatihan dan dukungan, mereka membantu anggota tim untuk meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri. Kombinasi ini menciptakan budaya kolaborasi yang sehat. Mereka bahkan mendorong anggota timnya untuk mengungkapkan kekhawatiran atau perbedaan pandangan yang ada tanpa sikap defensif sedikit pun.
Nah, itulah 7 ciri pemimpin yang melayani menurut buku "Leadership in Organizations" (2010) karya Gary Yukl. Jadi, sifat-sifat mana saja yang sudah pernah kamu terapkan?