Sebelum ke Banyuwangi, Kenali Kosakata Bahasa Osing Ini

Bahasa Osing merupakan bahasa daerah Suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi. Pada mulanya Bahasa Osing dianggap sebagai dialek dari Bahasa Jawa, hingga pada tahun 1991 resmi diakui sebagai bahasa yang egaliter. Namun demikian penutur Bahasa Osing tidak banyak, terbatas pada Suku Osing yang ada di sebagian wilayah Banyuwangi.
Meskipun sama-sama berakar dari Bahasa Jawa Kuno, antara Bahasa Jawa dengan Bahasa Osing sangat berbeda. Perbedaan mulai dari kosa kata, intonasi dan logat yang kental.
Ciri khas Bahasa Osing ada pada pengucapanya. Sebagai contoh adanya sisipan “y” dalam pengucapan beberapa kosa kata. Contohnya kata madhang yang berarti makan dibaca madyang. Ada pula diftongisasi pada kata berakhiran vokal i yang diucap ai dan vokal u diucap au. Contohnya iki dibaca ikai dan iku dibaca ikau.
Sangat unik bukan? Jika tertarik untuk belajar Bahasa Osing, cobalah dulu denga beberapa kalimat berikut:
1. Iro wis madhang? (Kamu sudah makan?)

2. Riko kelendi kabare? (Kamu apa kabar)

3. Delengen tah (Lihatlah)

4. Isun sing ono gawean (Aku tidak ada pekerjaan)

5. Isun yakin riko bisa ndandani (Saya yakin kamu bisa memperbaiki)

6. Digu beloko moring yah, (Begitu saja marah)

7. Isun iki wes welas nyang riko (Aku sudah sayang sama kamu)

8. Riko sing arep maning tah ambi isun? (Kamu tidak suka lagi ya sama aku?)

9. Raino bengi anane sun ngangen (Setiap malam aku hanya bisa berharap)

10. Awas ta mengko tamebluk siro (Awas nanti kamu jatuh)

11. Apuwo riko mbewek byaen (Kenapa kamu sedih terus)

12. Isun gedigi anane (Aku begini adanya)

Itulah beberapa kalimat dalam Bahasa Osing yang bisa dipelajari. Jika tertarik mempelajari Bahasa bumi Blambangan ini, bisa datang ke Desa Wisata Osing Kemiren, di sini masih banyak penutur asli Bahasa Osing. Bonusnya lagi bisa melihat budaya dan kuliner yang masih dijaga.