Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kuliner Aneh tapi Laris di Situbondo, Pernah Nyicipin?

Kabupaten Situbondo. Facebook/Teruslah Bersholawat
Kabupaten Situbondo. Facebook/Teruslah Bersholawat

Berkunjung ke suatu daerah tidak lengkap rasanya jika melewatkan sajian kulinernya. Seperti sejumlah nama kuliner yang ada di Situbondo berikut ini. Selain memiliki sebutan yang mungkin agak aneh didengar, beberapa di antaranya juga memiliki proses penyajian yang tidak kalah unik. Meski begitu, kuliner tersebut banyak diburu pembeli dari dalam maupun luar Situbondo.

Penasaran makanan apa sajakah itu? Yuk, langsung kepoin informasi kuliner aneh tapi laris di Situbondo berikut ini!

1. Sate Lalat

Sate Lalat. Facebook/TravelingYuk
Sate Lalat. Facebook/TravelingYuk

Hanya mendengar namanya saja mungkin akan membuat kita berpikir seperti apa penampakan Sate Lalat. Eits, jangan salah, sate ini sebenarnya berbahan dasar daging ayam sama seperti sate pada umumnya. Namun, karena ukuran dagingnya yang kecil-kecil itulah yang membuatnya disebut Sate Lalat.

Penjual Sate Lalat bisa kamu temui di sejumlah jalan protokol di Situbondo. Menariknya, para penjual kebanyakan berasal dari satu dusun yang sama, yakni Dusun Barat Kebun, Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Sehingga tidak heran jika antar penjual Sate Lalat saling kenal bahkan memiliki hubungan kekerabatan.

2. Nasi Karak

Nasi Karak. Instagram/khofifah.ip
Nasi Karak. Instagram/khofifah.ip

Nasi Karak merupakan nasi sisa yang dikeringkan kemudian diolah kembali. Walau begitu, tenang saja, karena nasi ini rasanya tetap sama seperti nasi pada umumnya, kok. Cara penyajian kuliner ini juga terbilang sederhana.

Nasi akan ditanak seperti biasanya kemudian ditaburi parutan kepala dan dibaluri dengan garam. Cara ini dilakukan sehingga nasi tidak akan menggumpal. Untuk lauknya beragam, bisa telur, daging ayam, sapi, dan lauk lainnya sesuai dengan selera.

3. Sate Merpati

Sate Merpati. Twitter/GunRomli
Sate Merpati. Twitter/GunRomli

Jika biasanya sate berbahan dasar daging ayam atau sapi, di Situbondo ada Sate Merpati. Sate ini biasanya juga dijuluki dengan 'sate dadakan'. Julukan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, merpati baru akan disembelih ketika ada pesanan yang masuk. 

Warung Sate Merpati setiap harinya tidak pernah sepi pembeli. Beberapa pembeli bahkan berinisiatif untuk menelpon penjual terlebih dahulu sebelum datang ke warungnya. Jaga-jaga agar tidak habis duluan karena kuliner satu ini memang gampang sekali ludes dalam waktu singkat.

4. Nasi Ringgit

Nasi Ringgit. Google Maps/Umar Koyok
Nasi Ringgit. Google Maps/Umar Koyok

Bagi masyarakat Situbondo, hidangan satu ini memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya sebagai Nasi Ringgit karena dijual di depan Toko Ringgit. Ada yang menamainya Nasi Sabur karena ditaburi sabur atau serundeng, Nasi Parlo, dan masih banyak lagi penyebutan lainnya.

Walau begitu, sebenarnya kuliner ini cukup sederhana, kok. Seporsi Nasi Ringgit biasanya berisi nasi, serundeng, tahu, daging, dan sambal korek. Warung Nasi Ringgit di Situbondo pada umumnya buka ketika malam hari.

5. Tajin Palappa

Tajin Palappa. Twitter/yasmineutami
Tajin Palappa. Twitter/yasmineutami

Pernahkah kalian terbayang bagaimana rasanya gado-gado dimakan dengan pendamping bubur beras atau jenang putih? Nah, setidaknya seperti itulah penyajian kuliner khas Situbondo ini. Tajin Palappa biasa disantap sebagai menu sarapan.

Bagi kalian pecinta sayuran pasti akan cocok dengan Tajin Palappa karena makanan ini disajikan dengan kangkung dan taoge. Kalian juga bisa menyantapnya dengan gorengan kesukaan kalian agar rasanya semakin nikmat.

Itu tadi adalah 5 makanan yang walaupun aneh namun tetap digandrungi banyak orang di Situbondo. Jadi, apakah kamu tertarik mencicipi makanan-makanan tadi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Zumrotul Abidin
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us