Lomba Layangan Mini, Lomba Unik di Bangkalan

Layangan terkecil di Dunia?

Bangkalan, IDN Times - Lomba layangan mini di Jaddih, satu desa di Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur ini unik. Mungkin satu-satunya di Indonesia. Mungkin pula di dunia.

Baca Juga: Bertemu Santri di Bangkalan, Ma'ruf Amin Mengaku Berdarah Madura

1. Peserta mayoritas dewasa

Lomba Layangan Mini, Lomba Unik di BangkalanIDN Times/Musthofa Aldo

Unik karena ukuran layang-layangnya tak lebih 30 centimeter. Diterbangkan pakai benang jahit, yang panjangnya tak boleh lebih 2 meter. Selain itu, saat menerbangkannya layang-layang itu tidak boleh dipegang. Benangnya hanya boleh diikatkan pada bambu yang ditancapkan ke tanah.

Senin sore, (23/10), IDN Times menyambangi lokasi lomba layangan mini. Letaknya dekat kompleks pemakaman, di sebuah kebun kosong yang sedang tak ditanami karena kemarau. Suasana ramai sekali. Tidak hanya anak-anak, mereka yang telah bercucu juga ikut lomba. Sore itu, ada 25 layangan ambil bagian.
 

2. Tata cara lomba

Lomba Layangan Mini, Lomba Unik di BangkalanIDN Times/Musthofa Aldo

Biaya pendaftaran lombanya sangat murah yaitu Rp5 ribu per layangan. Satu orang boleh menyertakan empat atau lima layangan. Uang pendaftaran itulah nantinya jadi hadiah bagi pemenang. Juara pertama mendapat hadiah Rp60 ribu, juara dua Rp40 ribu, dan juara tiga Rp20 ribu.

Setelah tak ada lagi peserta datang. Panitia lomba akan bertanya pada peserta, apakah layangan siap dilepas? Bila semua peserta kompak menjawab "iya". Itu adalah tanda lomba telah resmi dimulai.

Semua mata fokus ke puluhan layangan mini yang terbang rendah di atas tanah. Baru beberapa menit, satu persatu layangan jatuh karena kehilangan angin. Ada yang nyungsep karena angin datang terlalu deras.

Makin lama makin banyak yang jatuh. Tiap layangan yang jatuh, langsung dicabut pancangnya oleh panitia agar tak terbang lagi.

"Yang jatuh duluan kalah, pemenang adalah yang tak terjatuh sama sekali sampai akhir," kata Rossi, seorang penonton, menjelaskan penilaian lomba.

Jalannya lomba tidak lama. Kurang lebih setengah jam, sudah ada pemenangnya. Yang membuat lama justru menunggu peserta datang. Sebab, cukup banyak juga peserta dari luar desa, seperti Parseh, Sanggra Agung, hingga Jekan. 

3. Cara membuat layangan mini

Lomba Layangan Mini, Lomba Unik di BangkalanIDN Times/Musthofa Aldo

Ahmat, salah satu pemenang, mengaku ikut lomba semata untuk hiburan dan memperluas pertemanan. Lagi pula, katanya, membuat layangan mini butuh konsentrasi, kesabaran, dan ketelatenan tingkat tinggi.

Yang paling sulit menurutnya adalah meraut bambunya. Ini karena bambu harus diraut sampai bentuknya setipis sehelai rambut. Namun, tetap kuat dan tidak mudah patah saat terkena angin kencang. Bentuk layangan mini umumnya disebut Re'-Dere'en. Karena mirip burung dara yang sedang mengepakkan sayapnya.

"Kalau bambunya sudah jadi, bikin layangannya gampang, tinggal dibentuk lalu ditutup plastik, bukan kertas," ungkap dia.

Baca Juga: Kandang Kopi, Jujukan Asyik Politikus hingga Mahasiswa Bangkalan

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya