Surabaya, IDN Times - Setelah tutup pada 2008 silam, Kya-Kya di Jalan Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur, akhirnya dibuka kembali, Sabtu (10/9/2022). Masyarakat pun antusias datang menikmati lagi tempat yang sempat mati suri itu.
Suasana Kya-Kya nampak lebih cantik dari sebelumnya. Ditambah dengan lampu lampion sebagai hiasan, dan lukisan mural di sejumlah sudut.
Dari pantauan IDN Times, ribuan warga Surabaya memenuhi jalan Kembang Jepun. Tak luput, sejumlah masyarakat peranakan Thionghoa juga ramai-ramai datang untuk bernostalgia.
Salah satu peranakan Tionghoa yang datang meramaikan pembukaan Kya-Kya adalah Agata, ia datang bersama keluarganya. Baginya, datang ke Kya-Kya untuk mengenang masa lalu.
"Dulu sering ke sini untuk kulineran. Dari jauh kelihatan bagus banget. Ke sini sama keluarga," ujarnya.
Sama halnya dengan Agata, warga peranakan lainya adalah Lili. Ia datang untuk mengenang masa kecilnya, sebab dulu ia kerap datang bersama neneknya.
"Nostalgia kayak dulu tahun 2003. Semoga bisa menjadi tempat hiburan baru bagi warga Surabaya," Kata Lili.
Kemeriahan pembukaan Kya-Kya itu dirasakan sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu UMKM menjual kopi susu, mengaku kebanjiran pembeli.
Pemilik UMKM, Agus mengatakan biasanya ia menjual produknya secara online. Malam tadi, belum saja Kya-kya tutup, dirinya sudah kehabisan stok.
"Tadi buka jam enam sore. Jam delapan sudah habis, kita fikir tidak seramai ini, tapi ternyata cepet habisnya," kata Agus.
Setidaknya ada 60 UMKM yang ikut meramaikan Kya-Kya Kembang Jepun, 30 di antaranya adalah UMKM warga sekitar.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Kya-Kya Surabaya tak lantas berakhir begitu saja seperti awal 2000-an silam. Ia akan melakukan berbagai upaya agar Kya-Kya tetap jaya dan ramai pengunjung.
"Saya yakin Kya-Kya seperti Tunjungan Romansa dan Susur Sungai Kalimas, menjadi iconnya Surabaya. Karena di Surabaya ini kita bisa menemukan makanan dan minuman khusus Cina," sebut Eri.
Nantinya, Kya-Kya akan terus dikembangkan. Mulai dari ruas jalan yang akan diperpanjang hingga pengecatan ruko-ruko.
"Kita bisa wisata menggunakan becak, (mengunjungi tempat sejarah) yang ada di sini, ada Klenteng, ada rumah Abuan," tutur Eri.