Masih Zona Oranye, Bromo Belum Buka

Jika uji coba, kuota hanya 50 persen

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tampaknya tidak mau gegabah untuk membuka kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Sebab, gunung yang terletak di empat kabupaten; Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang itu masih berstatus zona oranye atau memiliki risiko sedang penularan COVID-19.

"Belum (buka), jadi perkembangan terakhir Bromo masih menunggu rekomendasi dari empat kabupaten," ujar Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Bagus Sasmito kepada IDN Times, Selasa (11/8/2020).

1. Hanya Probolinggo yang beri rekomendasi buka, tiga kabupaten belum

Masih Zona Oranye, Bromo Belum BukaIDN Times/Dewi Suci

Sampai saat ini, lanjut Bagus, yang baru memberikan rekomendasi ialah Kabupaten Probolinggo. Sedangkan tiga kabupaten lainnya masih menunggu perkembangan kondisi pandemik terkini. "Setelah nanti empat kabupaten memberi rekomendasi buka, itu dilaporkan ke kementerian KLHK untuk mendapatkan rekomendasi pembukaan," kata dia.

2. Masih diskusi dan sosialisasi

Masih Zona Oranye, Bromo Belum BukaKawasan wisata Gunung Bromo bersiap kembali beroperasi usai tutup selama pandemik COVID-19. Dok/Instagram TNBTS

Bahkan, untuk sekadar melakukan simulasi atau uji coba pembukaan wisata saja Disbudpar belum tahu kapan. Bagus mengatakan, pihaknya masih dalam tahap diskusi dan sosialisasi bersama pengelola wisata, empat pemkab dan warga setempat. "Sekarang lagi pemantapan itu," ucapnya.

"Apabila diperlukan simulasi itu dilaksanakan untuk pembukaan TNBTS, karena yang menjadi konsen atau fokus ketika nanti di puncak penjagaan jarak dengan wisatawan penting," dia melanjutkan.

Baca Juga: Hampir Gulung Tikar, Pengusaha Menantikan Wisata Gunung Bromo Dibuka

3. Jika uji coba, kuota hanya 50 persen

Masih Zona Oranye, Bromo Belum BukaKawasan wisata Gunung Bromo. IDN Times/Dewi Suci

Jika nantinya ada uji coba pembukaan Bromo, wisatawan yang akan masuk tentunya dibatasi. Bagus menyebut sesuai aturan hanya 50 persen dari jumlah kuota normal. Sementara untuk kewajiban rapid test, menurutnya tidak perlu. "Rapid test berat, larang (mahal)," katanya.

Yang jelas, pihaknya masih terus mematangkan persiapan sebelum benar-benar dibuka untuk destinasi wisata. "Kita gak mau kecolongan ketika nanti benar-benar dibuka. Makanya persiapan dilakukan hati-hati, ini kan objek wisata internasional," pungkasnya.

Baca Juga: Wisata Bromo Akan Kembali Buka Secara Bertahap Mulai Agustus 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya