TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Upacara Tradisi Labuh Laut, Bentuk Syukur Nelayan di Tulungagung 

Digelar setiap bulan Selo kalender Jawa

Nelayan menggelar kenduri sebelum memulai Labuh Laut. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times - Ratusan nelayan tradisional di Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, menggelar upacara adat labuh laut. Upacara ini digelar setahun sekali, setiap Hari Jumat Kliwon atau Pon Bulan Selo dalam kalender Jawa. Mereka menggelar upacara tersebut sebagai bentuk syukur atas hasil tangkapan ikan di laut selama ini.

Baca Juga: Petani di Trenggalek Berebut Kepala Kerbau Saat Nyadran di Dam Bagong

1. Larung sesaji dan lempar Harip-harip ke laut

Harip-harip, simbol ikan tangkapan nelayan di Pantai Sine. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Ritual tradisi ini diawali dengan kenduri bersama. Para nelayan dan warga setempat berdoa bersama dengan ragam sesaji yang sudah disiapkan. Setelah itu mereka mengarak sesajen dan harip-harip atau sembonyo. Harip-harip ini merupakan boneka ikan yang terbuat dari tepung dan kacang hitam. Masyarakat kemudian membentuk adonan tepung ini menyerupai ikan lengkap dengan mata. Setelah prosesi arak-arakan, mereka lalu melarung sesaji ke laut dan melemparkan harip-harip di sepanjang pantai sambil meneriakkan ragam ikan laut yang biasa mereka tangkap.

2. Selama prosesi nelayan tidak melaut

Nelayan mengarak harip-harip keliling pantai IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Jaiman, Ketua Panitia Labuh Laut menerangkan tradisi ini sudah dilakukan oleh nelayan sejak zaman dulu. Selama prosesi Labuh Laut berlangung, nelayan diimbau tidak melakukan aktivitas melaut. Mereka diminta untuk fokus mengikuti upacara adat tersebut. "Tradisi Labuh Laut adalah momentum yang tepat sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas hasil tangkapan ikan nelayan selama ini," ujarnya, Jumat (03/02/2022).

Baca Juga: Upacara Adat Bersih Nagari Meriahkan Hari Jadi Tulungagung ke-816

Berita Terkini Lainnya