Petani di Trenggalek Berebut Kepala Kerbau Saat Nyadran di Dam Bagong

Ritual Nyadran digelar setahun sekali

Trenggalek, IDN Times - Petani di wilayah Trenggalek menggelar Upacara Adat Nyadran Dam Bagong, di Kelurahan Ngantru. Dam ini mengairi area sawah petani di wilayah Kecamatan Ngantru, Trenggalek hingga Pogalan. Upacara ini digelar setiap bulan Selo dalam sistem kalender Jawa, dan bertujuan untuk memperingati jasa Adipati Menak Sopal yang telah membangun Dam tersebut. Kepala seekor Kerbau juga dilarung dan diperebutkan warga dalam upacara itu.

1. Kenang jasa Adipati Menak Sopal

Petani di Trenggalek Berebut Kepala Kerbau Saat Nyadran di Dam BagongBupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat mengikuti prosesi nyadran Dam Bagong. IDN Times/ dok Humas Pemkab Trenggalek

Rangkaian upacara adat ini diawali dengan kirab kepala kerbau dan tumpeng agung dari kawasan kampung menuju makam kompleks Makam Bagong, di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Selanjutnya warga bersama tokoh desa dan kepala daerah menggelar ziarah makam Ki Ageng Menak Sopal. Kemudian, potongan kepala kerbau beserta kulit dan tulang kerbau itu dibawa ke Dam Bagong untuk proses pelarungan. Warga yang sudah menunggu di bawah Dam langsung berebut untuk mendapatkan kepala tersebut.

2. Dam Bagong berguna untuk pengairan sawah warga

Petani di Trenggalek Berebut Kepala Kerbau Saat Nyadran di Dam BagongWarga membawa kepala kerbau yang akan dilarung. IDN Times/ Dok Humas Pemkab Trenggalek

Menurut Mas Ipin, dengan adanya bangunan dam tersebut, Trenggalek yang dulunya rawa kemudian banjir ketika musim penghujan dan kering ketika musim kemarau berubah menjadi areal pertanian yang produktif. Sedangkan bencana banjir dan kekeringan dapat diredam. Sebagai perwujudan rasa syukur dan mengenang jasa Adipati Menaksopal para petani yang dialiri Dam Bagong menyedekahkan kerbau untuk disembelih.

"Ini kegiatan rutin yang setiap tahun kita laksanakan. Semua desa rata-rata punya kegiatan bersih desanya masing-masing dan kita di kawasan kota ini punya kebiasaan Nyadran Dam Bagong," ujarnya, Jumat (03/06/2022).

3. Bentuk rasa syukur atas keberadaan Dam Bagong

Petani di Trenggalek Berebut Kepala Kerbau Saat Nyadran di Dam BagongWarga yang mendapatkan kepala kerbau. IDN Times/ Dok Humas Pemkab Trenggalek

Nyadran sendiri merupakan budaya kearifan lokal yang memang dilestarikan oleh masyarakat sekitar atau para petani yang sawahnya dialiri aliran sungai Dam Bagong. Banyak kalangan mengaitkan acara adat ini dengan hal-hal berbau mistis dibalik cerita atau mitos berdirinya Dam Bagong yang dibangun oleh Adipati Menak Sopal kala itu. Bahkan sampai ada yang mempercayai akan terjadi banjir besar bila upacara adat nyadran tidak dilaksanakan. Mengenai mitos-mitos yang beredar, Bupati Arifin lebih memilih mengajak masyarakatnya untuk memaknai kegiatan ini sebagai wujud syukur para petani yang mendapatkan keberkahan dari aliran Dam Bagong. Karena dirinya yakin siapa yang bersyukur, maka nikmat mereka akan ditambah oleh Tuhan.

"Jadi nyadran ini sebenarnya bukan kemudian karena ada mistisnya atau apa-apa, tapi kita percaya kalau siapa yang bersyukur itu nanti nikmatnya ditambah. Ini sedekahnya para petani yang bersyukur karena Dam Bagong selalu mengairi sawah mereka," pungkasnya.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya